1,6 Juta Anak Indonesia Berisiko Alami Alergi Susu Sapi

JAKARTA – Prevalensi alergi protein susu sapi pada anak di bawah 5 tahun di Indonesia berkisar antara 2% hingga 7,5%, dengan lebih dari 1,6 juta anak berisiko alergi protein susu sapi, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). . Orang tua harus mewaspadai penyakit alergi ini karena jika tidak ditangani dengan baik dapat menghambat tumbuh kembang anak secara optimal.

Temuan menunjukkan bahwa seperempat anak-anak dengan alergi susu berisiko mengalami kegagalan pertumbuhan jika tidak ditangani dengan tepat.

Dokter anak, konsultan spesialis alergi dan imunologi, Ph.D. PhD. Menurut Zahrah Hikmah, Sp.A(K), alergi protein susu terjadi karena sistem imun tubuh bereaksi tidak normal terhadap protein susu. Oleh karena itu, dapat menimbulkan berbagai gejala, termasuk gejala gastrointestinal yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting dalam susu.

Keadaan ini perlu mendapat perhatian karena susu merupakan salah satu sumber protein yang dibutuhkan anak untuk menunjang tumbuh kembang yang optimal, termasuk mencegah keterlambatan tumbuh kembang.

Oleh karena itu, peran orang tua khususnya ibu sangat penting dalam mencegah dan mengobati penyakit alergi, termasuk memberikan nutrisi yang tepat, kata dr. Zahra, Jumat (21/6/2024).

PhD. PhD. Zahrah Hikmah, Sp.A(K) – Dokter Spesialis Anak, Konsultan Spesialis Alergi dan Imunologi. Foto/Spesial

Ia menambahkan, risiko alergi masih sering terjadi dan jelas orang tua tidak memiliki pemahaman dan pengobatan alergi yang tepat.

“Sampai saat ini masih banyak orang tua yang belum memahami cara mengenali gejala alergi susu yang benar. , bahkan sebelum gejalanya muncul. Terus berikan susu pada anak,” jelasnya.

Oleh karena itu, tambahnya, perlu adanya edukasi komprehensif tentang alergi yang selalu update, mudah dipahami, dan berasal dari sumber yang bertanggung jawab agar orang tua dapat mengenali gejala alergi dan segera berkonsultasi dengan dokter anak untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Selain itu, akan lebih baik jika para ibu memiliki akses terhadap edukasi dari sumber terpercaya sehingga dapat dengan cepat mengenali kondisi anak yang mengalami alergi, kata Dr Zahra.

Mengingat pentingnya platform edukasi yang terbukti secara medis untuk membantu masyarakat mengenali dan menangani kondisi yang tidak pantas untuk konsumsi susu, maka terdapat kebutuhan untuk membuat platform ini tersedia bagi orang tua, sehingga untuk memperingati Pekan Alergi Dunia, SGM Eksplor ISOPRO SOY telah bermitra dengan Digital Layanan Kesehatan Bersama, HelloSehat meluncurkan platform pendidikan digital “Soya Generasi Maju”.

Platform ini merupakan website pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyediakan informasi terverifikasi lengkap dan layanan tanya jawab berbasis AI pertama dari sumber terverifikasi ahli mengenai kondisi susu tidak sesuai yang dapat ditemui anak Anda.

Brand Manager SGM Eksplor ISOPRO SOY, Claresta Constantine mengatakan, timnya melihat masih banyak ibu-ibu di Indonesia yang kebingungan dan tidak bisa menemukan informasi terpercaya tentang cara mengidentifikasi dan menangani susu yang tidak cocok untuk anak. Selain itu, survei menunjukkan bahwa konten terkait kesehatan menjadi topik yang paling banyak dicari masyarakat Indonesia di Internet.

“Platform ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mendukung pendidikan dan menyediakan layanan tanya jawab berbasis AI pertama yang memiliki akar otentik. , ”kata Krysta Konstantinus.

“Kami bermitra dengan Hello Sehat untuk memberikan layanan kesehatan digital dan informasi kesehatan yang tervalidasi secara medis dan mudah diakses oleh masyarakat luas,” lanjutnya.

Meski susu sapi tidak tepat, bukan berarti anak Anda tidak perlu meminumnya. Penting bagi ibu untuk memiliki pilihan nutrisi yang tepat, aman dan sebaik susu sapi, seperti yang direkomendasikan oleh petugas kesehatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *