10 Kebiasaan Sehari-hari Penyebab Pikun, Bisa Merusak Otak

JAKARTA – Kebiasaan sehari-hari yang menyebabkan demensia harus dihindari karena dapat merusak otak di kemudian hari. Demensia pikun atau demensia adalah sekelompok gejala yang berhubungan dengan penurunan fungsi otak dalam jangka panjang.

Beberapa gejala demensia yang lebih umum termasuk kehilangan ingatan, kebingungan, dan perubahan perilaku. Karena sifat dari kondisinya, gejala-gejala ini akan memburuk seiring berjalannya waktu.

Demensia pikun paling sering terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun, sehingga terkadang dianggap sebagai kondisi yang hampir tidak dapat dihindari seiring bertambahnya usia. Namun para ilmuwan mengatakan bahwa sekitar 40 persen kasus dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup.

Kebiasaan sehari-hari menyebabkan demensia

Beberapa kebiasaan umum sehari-hari dapat meningkatkan risiko demensia akibat penuaan otak dini, menurut penelitian. Berikut kebiasaan yang perlu diperhatikan, seperti dilansir Express, Minggu (19/05/2024).

1. Minum alkohol

Mengonsumsi alkohol dalam jumlah kecil sekalipun dapat berdampak besar pada kesehatan Anda. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2022 menyimpulkan bahwa hanya dua liter bir atau segelas anggur sehari dapat membuat otak menua 10 tahun. Dan hanya satu liter saja dapat menua otak secara prematur hingga 2 tahun.

Sebuah studi terpisah terhadap 40.000 warga Inggris menyimpulkan bahwa alkohol adalah salah satu dari tiga faktor risiko demensia yang paling berbahaya namun dapat dicegah, dan dua faktor lainnya adalah diabetes dan polusi udara.

2. Kurang tidur

Dalam jangka pendek, kurang tidur di malam hari membuat kehidupan sehari-hari menjadi sangat sulit. Hal ini menyebabkan tingkat energi rendah dan perasaan mudah tersinggung. Namun, masalah ini bisa bersifat jangka panjang.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications menemukan bahwa mereka yang tidur enam jam atau kurang setiap malam meningkatkan risiko demensia sebesar 30 persen dibandingkan dengan orang yang tidur tujuh jam atau lebih.

3. Sendirian

Kesepian tidak hanya memengaruhi kesehatan mental Anda, tetapi juga dapat menyebabkan Anda terkena demensia. Sebuah penelitian di Amerika mengamati otak orang dewasa sehat yang pernah mengalami kesepian.

Para peneliti menemukan bahwa orang-orang ini mengalami peningkatan kadar amiloid kortikal, penanda yang digunakan untuk mendiagnosis demensia.

4. Paparan suara keras

Mendengarkan musik melalui headphone, radio, atau konser live dapat menjadi faktor penyebab demensia karena adanya hubungan antara gangguan pendengaran dan penyakit tersebut.

Dr Tim Beanland dari Alzheimer’s Society mendesak masyarakat untuk melindungi diri mereka sendiri dan melakukan tes sesegera mungkin. “Jika Anda terpapar suara keras dalam jangka waktu lama (atau ada jadwal pertunjukan dalam beberapa bulan ke depan), kenakan pelindung telinga jika perlu,” kata Dr. Beanland.

5. Minum kopi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi berhubungan dengan penuaan otak, meski para ahli mengatakan tidak ada bukti bahwa kafein dapat menyebabkan demensia.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutritional Neuroscience menemukan bahwa orang yang minum lebih dari enam cangkir kopi sehari memiliki kemungkinan 53 persen lebih besar terkena demensia dibandingkan mereka yang tidak minum satu hingga dua cangkir kopi sehari. Mereka juga cenderung memiliki volume otak keseluruhan yang lebih kecil, terutama di area yang bertanggung jawab terhadap memori.

6. Kegagalan dalam memeriksa kondisi kesehatan

Tidak memeriksakan kesehatan, seperti tekanan darah dan kolesterol, tidak baik. Kesehatan kardiovaskular yang buruk merupakan faktor risiko penyakit otak seperti stroke, penyakit Alzheimer, dan demensia vaskular. Karena apa yang baik untuk hati, baik pula untuk kepala.

7. Dia tidak berolahraga

Selain manfaat fisik yang nyata, olahraga teratur dapat mengurangi risiko terkena demensia hingga 28 persen. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko demensia.

Salah satu cara untuk mengurangi risiko ini adalah dengan menjalani hidup yang lebih sehat. Mulai dari olahraga, pola makan sehat dan lain sebagainya.

8. Makan makanan cepat saji

Meskipun terdapat beragam pendapat mengenai hubungan antara pola makan dan kesehatan otak, beberapa penelitian menunjukkan bahwa beralih ke pola makan yang lebih sehat dapat mengurangi risiko demensia.

Ada beberapa bukti bahwa mengikuti diet Mediterania dapat mengurangi risiko masalah memori dan berpikir serta beberapa bentuk demensia. Ini berarti menambahkan lebih banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, serta mengurangi makan daging merah dan makanan manis.

9. Kurangnya pendidikan

Beberapa bukti menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat mengurangi penurunan kognitif seiring bertambahnya usia.

Meskipun sulit untuk menentukan sejauh mana faktor gaya hidup individu mempengaruhi risiko demensia secara keseluruhan, penelitian mendukung gagasan bahwa pendidikan anak usia dini dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit ini.

10. Hidup dengan pekerjaan yang penuh tekanan

Seperti halnya kurang tidur, stres yang terus-menerus dapat berdampak buruk bagi tubuh. Menurut Alzheimer’s Society, stres mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, yang diketahui berperan penting dalam perkembangan demensia.

Hormon kortisol dilepaskan selama periode stres tinggi dan dikaitkan dengan kecemasan, depresi, dan demensia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *