3 Tipe Rest Area di Indonesia, Kenali Perbedaannya agar Tak Salah Masuk

JAKARTA – Destinasi liburan mendadak jadi populer di musim mudik lebaran 2024, mau tidak mau Anda melakukan perjalanan jauh menuju kampung halaman melalui tol pasti akan singgah di sini untuk beristirahat sejenak. Berdasarkan jenisnya, jenis tempat rekreasi di Indonesia terbagi menjadi tiga, apa saja?

Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR menjelaskan, tempat istirahat diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2018 tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan di Jalan Tol. Tempat rekreasi ini terbagi menjadi 3 tipe A, B dan C sesuai dengan fasilitas yang tersedia disana.

Konon rest area bukan sekedar tempat berhenti untuk beristirahat ketika lelah berkendara. Ini juga menampilkan berbagai pameran produk lokal dan perkembangan di daerah sekitarnya.

Dilihat dari luas dan fasilitas yang tersedia, Tempat Rekreasi Tipe A lebih luas dan mempunyai fasilitas umum yang lengkap. Yakni ATM, toilet, SPBU, klinik, bengkel, mini market, masjid, kios, tempat parkir, ruang terbuka hijau, dan restoran. Rest area tipe A mampu menampung sekitar 700 mobil.

Kemudian rest area tipe B memiliki luas lebih kecil dibandingkan tipe A dan tidak memiliki SPBU. Fasilitas tempat rekreasi meliputi ATM, toilet, kedai kopi atau kios, mini market, mushola, restoran, ruang terbuka hijau dan tempat parkir. Lahan parkir tempat rekreasi ini hanya mampu menampung puluhan mobil.

Selain itu, rest area tipe C mempunyai luas paling kecil di antara kedua tipe A dan B, meliputi toilet, warung atau warung, masjid, dan tempat parkir sementara. Bahkan terkadang fasilitas tempat rekreasi tipe C hanya dibuka pada waktu-waktu tertentu saja, misalnya pada saat libur panjang, hari raya, dan lain-lain.

Tol Trans Jawa yang membentang dari Banten hingga Probolinggo, Jawa Timur, sepanjang 1.167 km ini memiliki sekitar belasan rest area yang jaraknya diatur untuk kenyamanan pengguna jalan tol. Cara termudah untuk menemukan perhentian ini adalah dengan mencari rambu di sepanjang jalan raya. Cara lainnya adalah dengan menggunakan program pemetaan digital seperti Google Maps, Waza, Apple Maps, HERE WeGo, Yandex Maps dan MAPS.Me.

Pada musim mudik Idul Fitri 2024, pemerintah menganjurkan pengguna jalan tol beristirahat selama 30 menit di rest area untuk mencegah kemacetan kendaraan dan lalu lintas.

“Pengguna jalan tidak boleh berada di tempat peristirahatan maksimal 30 menit agar bisa bertukar pikiran dengan pengguna jalan lain. Kami juga menghimbau pengguna jalan untuk membawa bahan makanan atau mengambil makanan di halte. Apabila tempat istirahat sudah penuh, kami ingatkan untuk menggunakan tempat istirahat berikutnya di tempat istirahat yang berada di dalam atau di luar jalan tol dekat pintu keluar atau masuk jalan tol dan demi kepentingan kesehatan Anda. Pos jaga di rest area jika diperlukan pemeriksaan kesehatan selama perjalanan jauh,” kata Direktur Utama PT Jasamarga Terkait Bisnis (JMRB) Danny Abdurrahman dalam siaran pers.

Dalam kesempatan tersebut, Danny juga menegaskan pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas di seluruh tempat rekreasi yang dikelola dan dikuasai grup Jasa Marga. PT JMRB memastikan 59 rest area yang dikelola dan 2 rest area fungsional akan mampu memberikan kelancaran mudik dan mudik pada Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024 dengan baik sehingga menjadikan perjalanan nyaman dan menyenangkan untuk pulang kampung.

Danny mengatakan, PT JMRB sedang mempersiapkan serangkaian skema rekayasa lalu lintas dan pengaturan arus kendaraan yang masuk dan keluar kawasan rekreasi, termasuk memaksimalkan kapasitas parkir untuk mengimbangi peningkatan arus lalu lintas di jalan tol saat perjalanan pulang pergi. . Idul Fitri 1445 H/2024.

“Untuk mengantisipasi peningkatan arus lalu lintas di Rest Area Travoy yang juga dapat menimbulkan antrian di jalan tol utama, sesuai kebijakan Polri akan melakukan rekayasa pembukaan dan penutupan rest area untuk mengurangi kemacetan dan koordinasi. bersama pengelola jalan tol dan PT Jasamarga Tollroad Operator” (JMTO) selaku anak perusahaan pengelola jalan tol, juga akan mengatur arus kendaraan yang masuk dan keluar rest area, serta mengawasi petugas pengatur lalu lintas dan menyiapkan rambu-rambu portabel. , kata Dani.

Danny menambahkan, PT JMRB juga mengoptimalkan teknologi pemantauan kepadatan kendaraan di rest area melalui Rest Area Management System (RAMS) yang ada pada aplikasi super Jasamarga Integrated Digitalmap (JID) yang digunakan petugas Jasa Marga dan terintegrasi dengan tanda pesan dinamis. (DMS) di . jalur tol dan aplikasi Travoy yang dapat diakses langsung oleh pengguna jalan.

“Dengan melihat jumlah tempat parkir di DMS, serta memantau kondisi lalu lintas secara real-time di aplikasi Travoy, pengguna jalan dapat mengatur perjalanannya dan memutuskan apakah akan melanjutkan ke pemberhentian terdekat atau ke pemberhentian berikutnya. Kami juga menghimbau kepada pengguna jalan untuk tidak memaksakan jalannya “Berhenti di tempat istirahat yang terlihat padat, ikuti petunjuk petugas lalu lintas dan cari jalan keluar alternatif dari jalan tol untuk sementara waktu untuk mencari tempat istirahat sebelum melanjutkan perjalanan Anda. perjalanan di jalan tol,” kata Danny

Danny mengatakan pengguna jalan tidak perlu khawatir harus keluar pintu tol di tengah perjalanan pulang, apalagi saat perjalanan nonstop di sepanjang Tol Trans Jawa. Pasalnya, tol di seluruh ruas Tol Trans-Jawa dikenakan tarif berdasarkan jarak yang ditempuh, sehingga tidak perlu khawatir harus membayar tol dua kali karena harus keluar dan masuk kembali tol.

Oleh karena itu, kami mohon kerja sama para pengguna jalan agar tidak lagi terpaksa parkir di pinggir jalan sekitar rest area yang ditutup karena kemacetan. “Dengan demikian, kapasitas jalan tol berkurang sehingga menyebabkan kemacetan semakin parah,” ujarnya.

Jasa Marga dan Pertamina juga bekerja sama untuk menjamin kecukupan bahan bakar minyak (BBM) bagi pengguna jalan di SPBU, salah satunya dengan pendirian stasiun pengisian bahan bakar modular di 14 rest area yang beberapa diantaranya telah dipasang sebagai pengganti solar. sistem dosis stasioner untuk Pertamax. Tak hanya SPBU, Jasa Marga juga menambah jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) hampir tiga kali lipat di Kawasan Rekreasi Jasa Marga Group.

“Jumlah SPKLU di Kawasan Rekreasi Jasa Marga kini mencapai 49 titik, padahal sebelumnya hanya 17 titik. Sebelas telah ditingkatkan dari pengisian normal ke pengisian cepat sehingga jenis EV tertentu dapat terisi secara optimal selama waktu pengisian. 30 menit sambil mengisi baterai, pengguna jalan bisa menikmati berbagai kemudahan dan layanan di halte,” kata Danny.

Yasa Marga bersama pemangku kepentingan lainnya juga telah mendirikan 29 pos kesehatan di beberapa rest area untuk membantu pengunjung menjalani pemeriksaan kesehatan selama perjalanan, serta menambah 599 toilet yang berfungsi. Kecukupan air bersih juga dijanjikan melalui peningkatan air bersih di toilet dan musala, penambahan petugas lalu lintas sebanyak 141 personel untuk mempercepat penanganan kendaraan dan kendaraan, serta petugas keamanan yang siaga 24 jam sehari. sehingga pengunjung dapat bersantai dengan nyaman di tempat rekreasi.

Jasa Marga juga akan mengalihkan fungsi toilet laki-laki ke toilet perempuan karena antrian panjang di toilet perempuan, dan toilet laki-laki nantinya akan menggunakan toilet fungsional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *