4 Kamp Pengungsi di Gaza, Tempat Berlindung Warga Palestina saat Genosida Israel

Gaza – Sebuah kamp pengungsi di Gaza merupakan tempat perlindungan bagi warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pembunuhan yang dilakukan Israel.

Banyak kamp pengungsi juga bermunculan di Gaza. Pengungsi adalah tempat dimana warganya perlu dilindungi. Namun, Israel terus menyerang pengungsi, membunuh dan melukai banyak warga Palestina.

Beberapa kamp pengungsi di Gaza antara lain:

1. Kamp Nuseerat

Kamp Nusirat terletak di Jalur Gaza tengah, kamp tersebut belakangan menjadi sorotan karena serangan udara Israel yang menewaskan 40 pengungsi Palestina.

Kamp tersebut terletak di tengah Jalur Gaza, lima kilometer timur laut Deir al-Balah. Kamp tersebut dibangun untuk menampung pengungsi dari selatan Palestina seperti Beersheba dan pesisir pantai.

Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, kamp tersebut memiliki populasi 86.598 jiwa pada tahun 2017. Jumlah ini meningkat sejak genosida Israel yang memaksa hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi ke wilayah tersebut dan dipenjarakan.

Kamp Nusirat baru-baru ini menjadi pemberitaan karena serangan Israel yang menewaskan 40 pencari suaka di sekolah yang dikelola PBB.

2. Kamp Jabaliya

Kamp Jabaliya merupakan salah satu kamp pengungsi terbesar di Gaza. Kamp tersebut menampung lebih dari 100.000 orang, sebagian besar adalah keturunan Palestina yang terkena dampak perang Arab-Israel tahun 1948.

Di utara Kota Gaza, kamp tersebut berada di dekat desa dengan nama yang sama. Sebagian besar pengungsi yang tinggal di kamp tersebut berasal dari desa-desa di Palestina selatan setelah perang tahun 1948.

Jabaliya adalah kamp pengungsi terbesar di Jalur Gaza, dan UNRWA memiliki daftar 116.011 pengungsi Palestina. Jumlah pengungsi jelas meningkat pesat seiring berlanjutnya genosida Israel.

Setelah tiga minggu operasi militer Israel, sebagian besar kamp Jabaliya hancur. Sebagian besar korban pendudukan Zionis adalah perempuan dan anak-anak.

3. Perkemahan Maghazi

Kamp Maghazi juga diserang meski berada di zona evakuasi yang ditunjuk oleh Israel sendiri.

Terletak di tengah Jalur Gaza, kamp ini berada di sebelah selatan kamp Bureij. Kamp tersebut didirikan pada tahun 1949 dan merupakan salah satu kamp pengungsi terkecil di Gaza dalam hal ukuran dan populasi.

Pada Juli 2023, UNRWA melaporkan populasi kamp tersebut sekitar 33.000. Jumlah penduduknya semakin bertambah karena genosida Israel yang masih terus berlangsung.

Kamp Magazi dihancurkan setelah serangan udara Israel menewaskan banyak orang dan melukai lebih banyak lagi.

4. Berkemah

Kamp Bureij terletak di tengah Jalur Gaza, sebelah timur jalan Salah al-Din, di wilayah administratif Deir al-Balah.

Kamp tersebut dibangun untuk warga Palestina yang diusir dari rumah mereka pada tahun 1948. Pada tahun 1948 di tempat yang sekarang menjadi Israel.

Kamp Bureij telah menghadapi serangan dan serangan darat oleh tentara Israel. Pada tanggal 5 Juni 2024, kamp tersebut menjadi sasaran serangan hebat dan serangan darat oleh tentara Israel.

Serangan itu juga menewaskan anak-anak, wanita dan petugas polisi di kota Rafah.

Gerakan Internasional Pergerakan pengungsi seperti Bureij telah menarik perhatian dan kecaman internasional.

Organisasi hak asasi manusia dan badan-badan PBB telah menyerukan perlindungan terhadap warga sipil dan pengungsi yang terjebak dalam konflik.

Aid and Relief UNRWA, badan PBB yang bertanggung jawab atas pengungsi Palestina, berupaya memberikan pendidikan, kesehatan dan layanan sosial kepada para pengungsi di kamp Buraij.

Namun, kehidupan di kamp-kamp tersebut sulit, dengan terbatasnya akses terhadap sumber daya dan layanan serta rentan terhadap kekerasan dan konflik.

Kamp-kamp ini dijalankan dengan bantuan UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina), yang menyediakan layanan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan bagi para pengungsi.

Insiden terbaru di kamp Nusirat menunjukkan betapa rentannya masyarakat, termasuk perempuan dan anak-anak, terhadap serangan Israel. Genosida yang dilakukan pemerintah kolonial Zionis menambah daftar panjang penderitaan para pengungsi Palestina di Gaza.

Banyak organisasi internasional yang berusaha mencari bantuan dan solusi jangka panjang bagi para pengungsi di Gaza.

Meskipun demikian, pembunuhan yang dilakukan Israel, permasalahan politik yang sulit, dan kembali terjadinya kekerasan membuat harapan akan perdamaian dan stabilitas masih menjadi tantangan besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *