5 Fakta Keris Kiai Ageng Bondoyudo yang Menemani Pangeran Diponegoro hingga Liang Lahat

JAKARTA – Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional yang terkenal dengan semangatnya melawan penjajah Belanda, punya warisan berbeda. Salah satu yang paling unik adalah keris Kiai Ageng Bondoyudo.

Berikut 5 fakta menarik keris yang menjadi jimat dan dimakamkan Pangeran Diponegoro:

1. Senjata pusaka Keris yang dibawa dalam pengasingan oleh Kiai Ageng Bondoyudo bukanlah senjata Pangeran Diponegoro. Menurut sejarawan Peter Carey dalam bukunya “The Power of Divination,” keris ini terbuat dari logam cair dari tiga pusaka lainnya. Keris selalu bersama Pangeran Diponegoro, bahkan setelah ia diasingkan dari Batavia lalu ke Makassar. Keris ini dianggap sebagai jimat pelindung yang diyakini membawa kebaikan dan mengusir kejahatan.

2. Peralihan dari Mata Panah ke Keris Sebelum menjadi keris, Kiai Ageng Bondoyudo pada awalnya adalah anak panah yang diperoleh melalui pengalaman spiritual Pangeran Diponegoro. Kepala anak panah yang diberi nama Sarutomo ini terinspirasi dari Pasopati, senjata utama Arjuna dalam cerita Mahabarata. Mata panah ini dibuat menjadi pisau kecil oleh istri keempat Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Maduretno, sebelum dilebur bersama dua benda pusaka lainnya menjadi keris Kiai Ageng Bondoyudo pada tahun 1827.

3. Ciri-ciri dan Asal Usul Keris Kiai Ageng Bondoyudo mempunyai bentuk yang sempit tanpa lekukan, memadukan gaya Majapahit dan Mataram. Imam Mubarok, antropolog di Kediri, menyebut bentuk tereduksi sebagai bentuk kekerasan Mageti, istilah yang merujuk pada asal mula produksi keris di daerah Magetan, Jawa Timur. Keris ini dibuat oleh Mpu Guno Sasmito, seorang empu yang tinggal di Tegalrejo, Kabupaten Magetan.

4. Perannya dalam Perang Melawan Belanda Pada masa perang melawan Belanda, keris Kiai Ageng Bondoyudo digunakan Pangeran Diponegoro untuk membangkitkan semangat juang para prajuritnya. Pangeran Diponegoro selalu membawa keris di pinggangnya, dalam peperangan dan perundingan. Keris ini dipercaya mempunyai kekuatan magis yang memberikan keberanian dan perlindungan kepada pemiliknya.

5. Pangeran Diponegoro menguburkannya Setelah ditangkap oleh Jenderal De Kock pada tanggal 28 Maret 1830, Pangeran Diponegoro diasingkan ke Manado pada tahun 1833 dan kemudian ke Makassar bersama 19 pengikutnya. Pada saat kematiannya pada tanggal 8 Januari 1855, Keris Si Kiai Ageng Bondoyudo dimakamkan di ‘kuburan jenazahnya. Keris ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari biografi Pangeran Diponegoro dan merupakan simbol kekuatan spiritualnya.

Itulah lima fakta menarik keris Kiai Ageng Bondoyudo, senjata pusaka yang memiliki sejarah panjang dan berjasa dalam perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda. Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan Anda tentang budaya Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *