6 Fakta Hubungan Mesir dan Palestina, Awalnya Sangat Erat Namun Kini Mulai Renggang

Gaza – Hubungan Mesir dan Palestina sudah lama terjalin dan dinamis. Namun hubungan kedua negara yang kini terkesan hanya sementara, dengan adanya konflik antara Hamas dan Israel di Gaza tidak akan pernah berakhir.

Konflik di Mesir, yang berbatasan langsung dengan Gaza, bisa saja meluas dan menyebabkan kelompok milisi mengungsi dan melintasi perbatasannya. Itu sebabnya Kairo tidak mau membuka gerbang Palestina.

Oleh karena itu, Mesir terus menjaga hubungan dekat dengan Palestina dan mendukung kemerdekaan Palestina serta melawan pendudukan Israel.

Hubungan Mesir-Palestina adalah hubungan bilateral antara Republik Arab Mesir dan Otoritas Palestina. Identitas Palestina dan Arab-Islam saling terkait erat, sehingga menyebabkan Mesir terus melanjutkan perjuangan kemerdekaan nasional.

6 Hal. Hubungan Mesir-Palestina pada tahun 1952 Sejarah hubungan Mesir dan Palestina dimulai pada tahun 1952 setelah revolusi Mesir.

Pada pertemuan puncak Liga Arab pada Januari 1964, Nasser memutuskan untuk mendirikan organisasi yang mewakili rakyat Palestina. Sejak saat itulah Organisasi Pembebasan Palestina lahir.

2. Mesir adalah salah satu negara pertama yang mendukung kemerdekaan Palestina. Di bawah kepemimpinan Hosni Mubarak, Palestina resmi diakui dunia internasional pada tanggal 15 November 1988. Mesir juga menjadi negara pertama yang mendukung kebebasan Palestina.

Dalam hampir tiga dekade sejak Mubarak memimpin Mesir, kebijakan luar negerinya, khususnya dalam perjuangan Palestina, tidak berbeda dengan pendahulunya.

Mubarak terus mempertahankan perannya di Camp David Concordia dan hubungan dengan Israel tetap kuat, meskipun hubungan tersebut dianggap oleh banyak orang agak dingin.

3. Warga Palestina bisa memasuki Mesir tanpa visa. Pada tahun 2012, di bawah kepemimpinan Mohamed Morsi, perbatasan dengan Mesir dibuka kembali, sehingga warga Palestina dapat memasuki Mesir tanpa visa.

Perbatasan Rafah dibuka 12 jam sehari, enam kali seminggu, dan penduduk Gaza yang berusia antara 18 dan 40 tahun harus melapor untuk menyeberang, sedangkan perempuan dan anak-anak tidak.

4. Mesir mendukung masuknya Palestina ke PBB.

Resolusi tersebut menjadikan Palestina sebagai pengamat non-anggota PBB, sama halnya dengan Vatikan.

5. Tak lama setelah Morsi digulingkan pada 3 Juli 2013, hubungan Mesir dan Palestina mulai memburuk.

Peristiwa tersebut menimbulkan kekhawatiran karena pada masa Morsi, 1.200 orang melintasi perbatasan Rafah setiap hari. Penutupan kembali perbatasan Rafah diklaim pihak lain, terutama Israel, karena Hamas tidak memiliki hubungan baik dengan pemerintah Mesir yang didukung militer.

6. Mesir mempunyai kelompok khusus yang mendukung Palestina. Ikhwanul Muslimin adalah organisasi Mesir yang mendukung kemerdekaan Palestina, yang didirikan pada tahun 1988. .

Ikhwanul Muslimin terus mendukung perjuangan Palestina, meskipun kelompok tersebut terus menentang pemerintah Mesir. Ikhwanul Muslimin berkembang ke berbagai negara di luar Mesir, menjadikan organisasi ini semakin besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *