DEPOK – Kapolres Metro Depok Kombes Paul Aria Perdana mengungkap kendala pengusutan kematian mahasiswa Fakultas Sains Universitas Indonesia (UI) (FMIPA) Akseine Ahad Dori alias Ace. Korban meninggal dunia di Telaga Kenanga Kampus UI, Depok pada tahun 2015 atau 9 tahun lalu.
Soalnya korban pertama kita temukan, kita tidak langsung mengenali siapa korbannya. Jadi ketika saya baca berita kejadiannya, dia sudah ditemukan, setelah itu kita tidak tahu identitasnya siapa, kapan. mulai,” kata Aria di Polres Metro Depok, Jumat (7/6/2024).
Jenazah Aksenia baru bisa diidentifikasi setelah sekitar 4-5 hari sehingga menjadi kendala dimulainya proses penyelidikan.
“Jadi 4 atau 5 hari kemudian orang tua korban datang. Orang tua korban baru sadar, oh ini anak saya. Barang-barang tersebut ternyata sama dengan barang yang diberikan dan dimiliki korban. “Selama 5 hari sejak ditemukannya jenazah itu membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.
Otopsi baru dilakukan setelah identitas jenazah diketahui. Kemudian TKP (TKP) dari Danau Kenanga hingga wisma banyak berubah pada tahun 2015.
Kasus meninggalnya Akseya menjadi perhatian Polda Metro Jai sebelum kembali ke Polres Metro Depok.
“Baru setelah itu kami melakukan otopsi sambil menelusuri kembali TKP dan penginapan korban. Dalam kurun waktu 5 hari tentunya banyak yang terjadi dan banyak perubahan di tahun 2015. Bahkan kasus ini ditarik ke ke polda, lalu kembali ke kepolisian,” kata Arians.
Satuan Reserse Kriminal Polda Metro Jaya berupaya semaksimal mungkin menuntaskan kasus meninggalnya Akseya dengan tantangan tersendiri. Ia berniat agar kematian Akseya terungkap secepatnya.
“Kami berusaha mencari 5 hari yang hilang dan berapa lama 5 hari tersebut. Tidak mudah untuk kembali ke tahun 2015 dan mencari 5 hari yang hilang, semuanya sudah berubah. Target tanggalnya secepatnya bisa. Kalau hal ini bisa kita temukan, kita akan “Lebih baik. Begitulah tujuan setiap pengelola di Polres untuk memperbaiki keadaan. Kita tidak pernah ada niat untuk melakukan hal-hal yang salah. Tujuannya untuk menjadikan Depok lebih baik,” kata Aria. .
