OJK Kembali Gandeng BPS Lakukan Survei Literasi dan Inklusi Keuangan

Republik. Co.ID, Badan Layanan Pembiayaan Iacarta (OJK) melakukan Badan Statistik Pusat (BPS) tentang Literasi Nasional dan Inklusi Keuangan (SNLIK) di semua provinsi Indonesia untuk menemukan orang -orang dari literasi keuangan dan dimasukkannya rakyat Indonesia pada tahun 2024.

“Kerja sama OJK dan BPS adalah kerja sama kedua karena SNLIK 2024 telah berhasil selesai,” kata OJK Friderica Wideyasari Dewi, eksekutif jasa keuangan, pendidikan dan perlindungan konsumen, di Jacarta, Sabtu (2/2/2025).

Kemungkinan proses persiapan, pengumpulan data, sampai hasil SNLIK 2025 lebih dipertahankan dan akurat, sehingga indeks dapat menggambarkan kondisi melek huruf dan keterlibatan keuangan orang Indonesia terbaru.

Friderica dengan Kepala Aksi BPS Amalia Adinenggar Vidasantan dihadiri oleh Snlik 2025 Monitoring Pegangsaan 2, Kota Yarta Utara, DKI Jakarta, Jumat (2/20/2025). BPS Snlik Implementasi mengukur lima item, yaitu pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, sikap dan perilaku produk dan layanan keuangan.

“Undang -undang tentang pengembangan dan penguatan sektor keuangan (P2SK) wajib melakukan kegiatan pendidikan dan melek huruf dalam bisnis jasa keuangan, di mana hasil penelitian dapat mengevaluasi apakah OJK dengan PUJK dengan tujuan efisiensi program OJK,” katanya.

Friederica mengatakan bahwa sebuah studi oleh organisasi OECD Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengatakan bahwa tingkat melek keuangan di negara itu secara positif terkait dengan tingkat kebaikan.

“Dengan demikian, kami terus melek huruf dengan baik, tidak hanya melek huruf, tetapi menggunakan produk jasa keuangan,” katanya.

Snlik Witness bertujuan untuk memastikan bahwa data penelitian dikumpulkan dengan benar dan benar oleh Field Registration Officer (PPL). Saksi juga dilakukan oleh kantor pusat OJK dan BP pusat dari masing -masing provinsi untuk mempertahankan kualitas proses pengumpulan data SNLIK 2025.

Pengumpulan data SNLIK 2025 dibuat dari 22 Januari 2024 hingga 11 Februari, di 34 provinsi, yang termasuk 120 pendaftaran dan kota, delapan area kantor OJK, total 1.080 blok sensus (BS).

Kumpulan data lapangan dibuat untuk -face 375 ppl dan 121 Field Exam Officer (PML), dengan bantuan komputer melalui Program Wawancara Pribadi (CAPI). Setiap ppl bertanggung jawab untuk wilayah 2-3 BS, disertai dengan PML.

Hasil SNLIK 2025 menggambarkan keadaan melek keuangan rakyat Indonesia pada tahun 2024. Dalam Peraturan Presiden (dilakukan) 114 114, 2020, tentang Strategi Nasional Inklusif Keuangan (SNKI), diatur oleh tujuan dari inklusi keuangan Indonesia, yang harus mencapai 90 persen pada 2024.

Untuk alasan ini, OJK sangat melakukan program literasi keuangan dan inklusif melalui Gerakan Intelektual Keuangan Nasional (Intensitas), dengan semua pemangku kepentingan seperti Bank, Pasar Modal, Asuransi, Dana Pensiun, Pembayaran dan Asosiasi. Selain itu, OJK, bersama dengan pemerintah daerah, juga mengumpulkan dan menerapkan program keuangan inklusif melalui Tim Akses Keuangan Regional (TPAKD).

“Seluruh rangkaian program bertujuan untuk membangun orang -orang Indonesia yang terdaftar, sopan dan juga dilindungi,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *