krumlovwedding.com, JAKARTA – Transformasi menjadi kata kunci yang sejauh ini meningkatkan pangsa badan usaha milik negara (BUMN). Wajah perubahan tersebut tergambar jelas dalam lima pilar prioritas Kementerian BUMN yang meliputi nilai ekonomi dan sosial, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, dan pengembangan talenta.
Kementerian BUMN mengawali proses transformasi dengan mengurangi jumlah BUMN. Kuantitas atau jumlah BUMN yang besar tidak selalu sebanding dengan kualitas yang diharapkan.
Selama lima tahun terakhir, terjadi penurunan jumlah BUMN yang signifikan, dari 142 BUMN pada tahun 2019 menjadi 107 BUMN pada tahun 2020, dan saat ini hanya tersisa 41 BUMN. BUMN menargetkan hanya memiliki 30 perusahaan di masa depan. Hal ini terjadi sebagai bagian dari program restrukturisasi BUMN yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja BUMN.
Kementerian mengubah paradigma BUMN yang beroperasi secara mandiri, bahkan saling bersaing, menjadi lebih kolaboratif dan terintegrasi. Kementerian BUMN melakukan konsolidasi menyeluruh terhadap BUMN yang memiliki kesamaan fokus bisnis agar berada dalam satu wadah sebagai holding company.
Pada periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi), kementerian berhasil mendirikan holding farmasi, ultramikro, jasa penelitian, pangan, pertahanan, pertambangan, dan asuransi. Tak hanya itu, beberapa rekonstruksi juga telah didukung dengan tingkat keberhasilan yang memuaskan, seperti PT. Garuda Indonesia.
Kementerian bisa menunjukkan bahwa pinjaman BUMN yang direstrukturisasi itu menguntungkan. Jadi bukan sekedar restrukturisasi, kenaikan pembayaran bunga, tapi tetap diubah.
Kementerian BUMN juga mempercepat konsolidasi atau merger beberapa BUMN yang memiliki fokus bisnis serupa. Selain itu, merger juga akan fokus pada BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur atau konstruksi. Kementerian menilai konsolidasi menjadi kunci perbaikan penyelenggaraan BUMN Karya agar lebih efisien dan profesional.
Dampak positif dari restrukturisasi
Program restrukturisasi tersebut memberikan dampak positif bagi BUMN, termasuk PT Garuda Indonesia (Persero). Setelah menghadapi krisis finansial akibat kesalahan manajemen sebelumnya dan dilanda wabah penyakit, Garuda mampu bangkit dan terbang tinggi.
Kesehatan keuangan Garuda tercermin dari kemampuannya memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas surat utang yang dikelola perseroan dalam peringkat IdBBB PT Pemringkat Efek Indonesia (Pefindo). Hasil pemeringkatan tersebut menunjukkan bahwa Garuda Indonesia memiliki prospek yang stabil dan kemampuan yang memadai untuk memenuhi komitmen jangka panjangnya.
Irfanyaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia, mengatakan, “Akuisisi ini menunjukkan bahwa Garuda Indonesia merupakan emiten yang sehat, memiliki komitmen yang tinggi untuk terus meningkatkan prospek usaha dan memenuhi kewajibannya, dalam hal ini memenuhi janjinya kepada seluruh kreditur. , kata Irfaniyaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia.
Irfan mengatakan Garuda Indonesia Group berhasil mencatatkan kinerja positif. Hal itu tercermin dari realisasi pendapatan usaha sebesar US$ 711,98 juta pada triwulan I 2024 atau meningkat 18,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Irfan mengatakan Garuda mampu membukukan laba bersih sebesar US$251,99 juta dan memenuhi pembayaran utang kepada kreditur hingga Rp255 juta melalui skema penyelesaian damai yang mendapat putusan gagal bayar pada tahun lalu.
Keberhasilan rekonstruksi Garuda juga mengantarkan P.T. Diikuti Vaskita Karya. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan seluruh bank, baik BUMN maupun bank internasional, telah sepakat untuk merestrukturisasi utang Vasquita.
“Kami sangat ingin menjadikan proses restrukturisasi Vasquita berkelanjutan dan kami memiliki rencana aksi yang kami harap dapat memperbaiki masa depan Vasquita, manajemen risiko, dari sudut pandang bisnis,” kata Tiko.
Direktur Mohd Hanugroho, Presiden Direktur Vaskita Karya, mengatakan perseroan berkomitmen meningkatkan kinerja operasional dengan menyelesaikan proses restrukturisasi yang sedang berjalan. Hal itu ditandai pada September lalu dengan ditandatanganinya Master Restructuring Agreement (MRA) antara Vasquita Karya dengan 21 Himbara dan bank swasta.
Seperti diketahui, Waskita telah mendapat persetujuan dari 21 bank pemberi pinjaman terkait kenaikan MRA 2021 dengan nilai luar biasa Rp 26,3 triliun. Pada kesempatan yang sama, perseroan juga berhasil mendapatkan persetujuan perubahan besar Perjanjian Kredit Penjaminan Modal Kerja (KMKP) yang dilakukan oleh lima bank pemberi pinjaman dengan nilai beredar Rp 5,2 triliun.
“Kami berharap setelah penandatanganan ini, perseroan dapat mencapai stabilitas keuangan dan fokus melanjutkan agenda transformasi dan inovasi. Hal ini untuk mewujudkan fondasi yang kuat dan mendorong kestabilan bisnis,” ujar pria yang akrab disapa Oho ini.
Ia menambahkan, persetujuan restrukturisasi perseroan menjadi poin penting untuk mempercepat laju restrukturisasi perseroan. Hal ini membuat Vaskita Karya bisa fokus menyelesaikan berbagai proyek yang sedang dikerjakan.
Waskita Karya, jelasnya, merupakan perusahaan pemasok yang telah lama memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir, perseroan telah menyelesaikan pembangunan 118 gedung, 23 jalan tol, 20 jalan raya negara, 16 jembatan, 12 bendungan, dan 24 infrastruktur lainnya.
Khususnya di jalan tol, kata Oho, Wasita berkontribusi terhadap 1.000 kilometer (km) dari total 2.000 kilometer lebih total jalan tol yang dibangun Indonesia. Perseroan, lanjutnya, juga telah berinvestasi pada 18 ruas tol sepanjang 953 kilometer di Pulau Jawa dan Sumatera.
Melihat kondisi perusahaan saat ini, lanjut Oho, manajemen Wasquita bertekad mengembalikan Wasquita ke bisnis inti sebagai pemasok bersih. Perusahaan juga akan fokus untuk memaksimalkan kapasitas, pengalaman dan keahliannya dalam mengerjakan proyek jalan, jembatan, gedung, infrastruktur, air dan lainnya.
Sementara itu, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) menegaskan komitmennya untuk melakukan transformasi dan membangun bisnis baru yang solid dan berkelanjutan. Transisi ini menandai titik penting dalam langkah IFG Life sebagai perusahaan asuransi jiwa baru di bawah State Insurance, Guarantee and Investment Holding.
CFO IFG Life Ryan Dystana Furman mengatakan perseroan fokus menerapkan perubahan terkait model bisnis baru sekaligus memperkuat citra IFG Life sebagai brand. Sebagai perusahaan sehubungan dengan Program Penyelamatan Nasabah Jiwasraya oleh Pemerintah, IFG Life berkomitmen untuk menyelesaikan pengalihan polis dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan dan pembayaran manfaat asuransi kepada eks nasabah Jiwasraya yang telah mengikuti program restrukturisasi dan pengalihan tersebut mengambil Kebijakan mereka terhadap kehidupan IFG.
Sejauh ini transformasi masih terus berjalan dan perusahaan telah menunjukkan hasil yang positif. CFO IFG Life Ryan Dystana Furman mengatakan pada semester I 2024, IFG Life mencatatkan penjualan konsolidasi sebesar Rp 3,3 triliun.
Masuknya Mandiri Inhealth sebagai anak perusahaan IFG Life juga menjadi katalis penting untuk meningkatkan kinerja bisnis dan prospek pertumbuhan jangka panjang. “Akuisisi Mandiri Inhealth merupakan tonggak penting perjalanan IFG Life sebagai entitas bisnis yang memiliki visi menjadi perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan terbaik di Indonesia,” kata Ryan.