krumlovwedding.com, JAKARTA – Barcelona harus membayar denda sebesar 500 ribu euro atau sekitar Rp 8,4 miliar setelah kembali kalah dalam banding atas keputusan UEFA yang menuduh klub Spanyol itu “sengaja dan sadar” salah melaporkan pendapatan dalam upaya mematuhinya. Eropa. aturan keuangan sepak bola.
Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Lausanne menolak banding Barcelona dan dalam keputusan yang dipublikasikan pada Jumat (18/10/2024), menjatuhkan denda sebesar 500 ribu euro yang masuk dalam kategori hukuman ringan.
Kasus ini bermula dari cara Barcelona menangani laporan keuangannya untuk kesepakatan penjualan sebagian hak siarnya selama 25 tahun ke depan. Menurut UEFA, hal ini jelas tidak akurat dan tidak sesuai dengan aturannya yang bertujuan untuk memastikan pengeluaran yang bertanggung jawab antar klub sepak bola di Eropa.
Total, Barcelona mendapatkan kesepakatan senilai 667,5 juta euro atau sekitar Rp 11,22 triliun pada tahun 2022 untuk menjual 25 persen pendapatan siar Liga Spanyol di masa depan selama 25 tahun ke depan.
UEFA mengatakan hal itu setelah pihaknya sengaja tidak melaporkan salah satu transaksi dalam laporan keuangannya dan melebih-lebihkan hasil neraca sebesar 267 juta euro atau sekitar Rp 4,49 triliun.
UEFA mengatakan bahwa Barcelona dengan sengaja dan sadar mengirimkan informasi palsu dan perilaku klub harus dikutuk sekeras-kerasnya.
Organisasi sepak bola Eropa memiliki aturan yang bertujuan untuk memastikan stabilitas keuangan klub. Aturan hanya memperbolehkan klub mengalami kerugian tertentu dalam waktu tiga tahun.
Penjualan aset tidak berwujud, seperti pendapatan hak siar di masa depan tidak boleh dimasukkan dalam perhitungan titik impas dan Barcelona didenda 500.000 euro tahun lalu karena melaporkan keuntungan yang tidak terkait.
Setelah kalah dalam banding ke UEFA, Barcelona mengajukan banding ke CAS dan juga berpendapat bahwa besaran denda tidak proporsional.
Namun, CAS menguatkan larangan tersebut karena denda yang lebih kecil “mungkin tidak cukup memberikan efek jera untuk mencegah klub besar seperti FC Barcelona dengan sengaja salah melaporkan hasil yang berdampak signifikan pada hasil impasnya”.
Barcelona menghadapi gejolak keuangan dalam beberapa tahun terakhir dan terpaksa membiarkan bintang klubnya Lionel Messi meninggalkan klub pada tahun 2021.