Republika.co.id, Jakarta -Sejumlah dosen melakukan tindakan damai dengan mengirim sekitar 50 karangan bunga ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendictisainek) RI, Senayan, Jakarta Tengah, Senin (21.1.2025). Para dosen dimasukkan ke dalam asosiasi Kementerian Assn Indonesia (Adaxs).
Dikatakan bahwa koordinator tindakan Anggun Gunawan adalah ekspresi kekecewaan karena implementasi dosen ASN yang tidak jelas yang ditangkap dari tahun 2020 tahun, termasuk sidang terakhir Komisi untuk Dewan Perwakilan Rakyat X pada November 2024.
“Hal yang mengerikan adalah pada hari Jumat 3 Januari, dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang mengatakan bahwa pada tahun 2025. Tidak ada dosen. Sementara itu, (Tukin) dijanjikan tahun lalu, apa masalahnya?” Kata Anggun di lokasi.
Anggun menjelaskan, aditif kinerja diperlukan oleh dosen ASN. Karena, dia berpikir bahwa gaji yang ditempatkan untuk dosen tidak sebanding dengan kebutuhan mereka.
Anggun menjelaskan bahwa itu tidak biasa di antara mereka yang harus bekerja di lokasi lain pada saat yang sama. Dia memberi dirinya contoh tentang dirinya sendiri yang merupakan dosen PPPK dalam posisi politeknik media kreatif Jakarart (Polimedia), tetapi harus mengajar di universitas lain untuk hidup dengan benar.
Bahkan, menurut Anggun, beberapa dosen ini bekerja di sektor informal seperti mitra taksi internet untuk sepeda motor. Dia percaya dia sangat tidak layak.
“Karena, dengan degradasi S2, S3 kemudian menjadi sopir taksi di kementerian ini, seperti laboratorium pemerintah,” kata pemerintah, “kata pemerintah.” Kata pemerintah. “Kata Anggun.
Sebagai alumni S2 tentang Oxford Politehnic, Inggris melalui beasiswa di Institute for Educational Funds Management (LPDP), Anggun mengeluh tentang perbedaan dalam Tuquin. Karena pendapatan bulanan dosen yang terdiri dari gaji pokok dan biaya yang diterima setiap bulan hanya dalam kisaran Rp 4 juta.
“Bagaimana misalnya, teman -teman yang telah membuat LPDP di luar ingin kembali ke Indonesia untuk menjadi dosen pendidikan pemuda di Indonesia, jika gajinya begitu banyak,” katanya.
Oleh karena itu, Anggun berharap bahwa upayanya dapat segera diwujudkan. Ini adalah peningkatan kesejahteraan dosen di Indonesia.