krumlovwedding.com, JAKARTA – Perusahaan induk Facebook, Meta, mengumumkan sedang menguji teknologi pengenalan wajah sebagai bagian dari upaya untuk mengekang penipuan iklan “selebriti”. Ini terjadi tiga tahun setelah Meta menutup layanan pengenalan wajah Facebook karena masalah privasi.
Meta akan melibatkan sekitar 50.000 tokoh masyarakat dalam uji coba tersebut, yang secara otomatis akan membandingkan gambar profil mereka dengan gambar yang digunakan dalam iklan yang diduga palsu. Jika gambarnya cocok dan Meta yakin iklan tersebut palsu, Meta akan memblokirnya.
Monica Bickert, wakil presiden kebijakan konten Meta, mengatakan gugatan itu didasarkan pada permintaan untuk melindungi tokoh masyarakat dan pengguna dari penipuan “umpan selebriti”. Beckert mengatakan perusahaannya menyasar tokoh masyarakat yang wajahnya sering digunakan dalam iklan palsu.
“Selebriti akan diberitahu tentang partisipasi mereka dalam uji coba ini dan mereka dapat memilih untuk tidak ikut serta jika tidak mau,” kata Beckert, seperti dilansir Reuters, Rabu (23/10/2024).
Meta berencana untuk memulai pengujian secara global pada bulan Desember, dengan pengecualian di beberapa yurisdiksi utama yang tidak memiliki persetujuan peraturan, seperti Inggris, Uni Eropa, Korea Selatan, dan negara bagian Texas dan Illinois di AS. Beckert mengklaim langkah tersebut menunjukkan upaya Meta untuk menyeimbangkan penggunaan teknologi yang berpotensi menyinggung dengan mengatasi kekhawatiran regulator mengenai meningkatnya jumlah penipuan. Di sisi lain, hal ini juga dimaksudkan untuk mengurangi keluhan terkait penanganan data pengguna yang sudah bertahun-tahun menjangkiti perusahaan media sosial.
Ketika Meta mematikan sistem pengenalan wajahnya pada tahun 2021 dan menghapus data pemindaian wajah dari satu miliar pengguna, Meta menyebut meningkatnya kekhawatiran publik sebagai alasannya. Pada bulan Agustus tahun ini, perusahaan tersebut diperintahkan untuk membayar Texas $1,4 miliar untuk menyelesaikan tuntutan hukum negara bagian yang menuduh perusahaan tersebut mengumpulkan data biometrik secara ilegal.
Pada saat yang sama, Meta menghadapi tuntutan hukum yang menuduh bahwa mereka gagal mencegah penipuan “umpan selebriti”, yang menggunakan gambar orang-orang terkenal, yang sering kali dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI), untuk memikat pengguna. Dalam pengujian baru ini, perusahaan mengatakan akan segera menghapus data wajah yang dihasilkan dari perbandingan dengan iklan mencurigakan, terlepas dari apakah alat tersebut mendeteksi penipuan atau tidak.
“Alat yang diuji telah melalui proses peninjauan privasi dan risiko internal yang ketat dan didiskusikan dengan regulator, pembuat kebijakan, dan pakar privasi luar sebelum uji coba dimulai,” kata Beckert. Meta mengatakan pihaknya juga berencana menguji menggunakan data pengenalan wajah untuk memungkinkan pengguna Facebook dan Instagram yang tidak populer mengakses akun yang telah diretas atau dikunci karena lupa kata sandi.