CORE: 79 Persen Susu Masih Bergantung Impor, Hanya 21 Persen Lokal

Republican.CID, Jakarta – Core Center for Economics (Core), produksi susu keluarga hanya dapat memenuhi 21 persen dari kebutuhan nasional umum, tetapi sisanya tergantung pada impor sekitar 79 persen.

Pengamat pertanian Elijah Mardian menyatakan keprihatinannya tentang rendahnya persaingan peternak sapi perah lokal di Indonesia. Meskipun Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan produksi susu, ia mempertimbangkan tantangan utama dari berbagai elemen penghalang seperti produktivitas petani tingkat rendah dan ketidakpastian pasar.

“Faktanya, Indonesia memiliki kemampuan untuk meningkatkan produksi susu lokal. Namun, masalah utama yang dihadapi oleh petani adalah kurangnya kejelasan pasar dan harga yang tidak stabil. Ketika ada perusahaan susu besar yang tidak pasti, peternak lokal tidak memotivasi mereka untuk memperluas tingkat produksi mereka , “Republik Elia pada hari Senin (11/11/2024) dia memberi tahu saya.

Menurut Elia, ketidakpastian dalam penyerapan susu dari industri pengolahan susu (IPS) adalah penyebab utama ketidakmampuan untuk meningkatkan produksi petani lokal.

“Petani tidak dapat merencanakan produksi jangka panjang jika pasar dan harga susu tidak stabil. Faktanya, perusahaan besar membatasi pembelian susu peternak lokal karena kapasitas produksi atau pemotongan permintaan, yang dapat membahayakan petani di tingkat lokal,” Elia dijelaskan.

Elia menyoroti aturan untuk mengendalikan kemitraan antara perusahaan susu dan peternak lokal, tetapi implementasi di daerah itu sangat lemah. Kontrol Pertanian No. 33/2018, perusahaan pemrosesan susu perlu dibagi dengan peternak lokal. Namun, pada kenyataannya, hanya kurang dari 20 persen aktor bisnis yang benar -benar menjalankan kemitraan ini.

“Pemerintah telah membuat aturan yang jelas, tetapi pemantauan yang buruk dan penegakan hukum menyebabkan banyak perusahaan mengabaikan tanggung jawab mereka untuk berpisah dengan petani lokal,” katanya.

Elia menekankan bahwa jika situasi ini tetap ada, Eleza menekankan bahwa peternak lokal Indonesia dapat disimpan di ambang produk impor yang lebih murah dan lebih efektif, terutama bubuk susu dan skim. “Jika tidak ada dukungan kuat dari pemerintah, akan sulit bagi peternak lokal untuk bersaing dan banyak yang dapat memilih untuk mencegah kenaikan sapi,” kata Elijah.

Dia mendesak pemerintah untuk lebih yakin dalam aturan yang mendukung kemitraan perusahaan susu dengan peternak lokal. “Kontrol ini harus dieksekusi secara ketat, dan pemerintah harus hadir untuk mendorong perusahaan yang benar -benar bermitra dengan petani lokal. Selain itu, harus ada pengawasan ketat dan pembatasan perusahaan yang tidak mengikuti aturan,” kata Elia.

Dia menyarankan agar peternak lokal memberikan bantuan dan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu mereka.

“Jika peternak lokal dapat memperoleh pengetahuan dan teknologi yang tepat, mereka dapat dengan mudah meningkatkan kualitas dan jumlah produksi susu. Ini juga akan mendapat manfaat dari industri susu nasional,” jelas Elia.

Selain meningkatkan ketergantungan pada impor susu Indonesia, Elia ingat bahwa industri susu nasional berbahaya bagi dominasi susu impor jika tidak ada langkah untuk meningkatkan sistem kemitraan antara perusahaan susu dan peternak lokal. Impor susu yang dihancurkan, yang lebih murah dan lebih efektif, lebih dominan dari pasokan susu di Indonesia.

“Perusahaan pemrosesan susu lebih suka susu bubuk impor karena selain biaya produksi rendah, susu bubuk, di sisi lain, memiliki umur simpan yang pendek dan membutuhkan sistem distribusi yang lebih cepat dan logistik biaya tinggi,” jelas Elia.

Karena kualitas susu lokal tidak lebih rendah daripada produk impor, masalah biaya produksi biaya produksi oleh perusahaan besar lebih memilih susu impor dalam debu atau bentuk yang lemah. Ini adalah salah satu tantangan terbesar bagi peternak lokal yang ingin bersaing di pasar domestik.

Untuk mempertahankan keberlanjutan industri susu nasional, Elia mengusulkan beberapa langkah untuk diterapkan segera. Pertama, pemerintah harus memperkuat kontrol kemitraan antara perusahaan susu besar dan peternak lokal, mendukung pembatasan ketat pada perusahaan yang tidak memenuhi tanggung jawab mereka. Kedua, pemerintah harus menciptakan sistem untuk memberikan keamanan pasar kepada petani, termasuk pengembangan pasar domestik yang luas untuk susu lokal.

Selain itu, Elia telah menekankan pentingnya dorongan bagi perusahaan yang memproses peternak lokal dan memproses susu domestik. Dengan begitu, petani dan industri pengolahan susu bermanfaat satu sama lain dan memastikan keberlanjutan produksi susu nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *