Jangan Sampai Anak Jadi Korban, Ayah-Ibu Perlu ke Psikolog Ketika Alami Gangguan Mental

krumlovwedding.com, JAKARTA. Orang tua yang menderita penyakit jiwa sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog atau spesialis yang disediakan oleh negara dan organisasi publik. Hal ini penting untuk mencegah kekerasan terhadap anak.

“Sangat disarankan bagi orang tua yang mengalami perubahan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan interaksi dengan pasangan atau anak, lebih mudah marah atau ingin menyinggung perasaan, berkurangnya rasa empati, mudah lelah secara emosional, untuk berkonsultasi dengan psikolog khususnya. Puspaga Seva (Pusat Pendidikan Keluarga),” kata Deputi Bidang Perlindungan Anak Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KmenPPPA), Nahar Ne Jakarta, Jumat (17/04/2024), saat dihubungi.

Orang tua juga bisa melibatkan keluarga inti, kata Nahar, jika dirasa proses pengasuhan anak menghambat. Dengan cara ini ayah dan ibu akan mendapat dukungan dari lingkungan terdekatnya.

Nahar mengingatkan, gangguan jiwa bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan bisa menimpa siapa saja, termasuk orang tua. Ia juga mendorong perusahaan dan tempat kerja untuk menyediakan tenaga profesional kesehatan mental.

Nahar juga memahami pentingnya meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental di masyarakat. Ia juga mengingatkan pentingnya mengurangi stigmatisasi terhadap orang tua yang melakukan kekerasan terhadap anak.

Pelaku kekerasan akibat gangguan jiwa dapat diberikan rehabilitasi serta perawatan fisik dan psikis agar tidak mengulangi perbuatannya, ujarnya.

Selain itu, Nahar menilai penting untuk menanamkan nilai-nilai agama pada orang tua. Oleh karena itu, upaya menilai kesiapan orang tua, calon orang tua, dan calon pasangan juga penting dilakukan agar mereka siap memberikan pengasuhan yang optimal terhadap anaknya.

Sebelumnya, seorang ayah bernama Rendra Adi Prasetio (29) menganiaya anak semata wayangnya bernama M (3). Korban meninggal pada Minggu (5/12/2024) malam di Tulungagung, Jawa Timur.

Pembunuhan itu dilakukan setelah tersangka kembali dari Taiwan. Tersangka disebut mengalami depresi saat bekerja sebagai TKI sehingga tega membunuh anaknya sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *