Indonesia Targetkan Penggunaan Massal Kendaraan Listrik pada 2030

krumlovwedding.com, JAKARTA – Rapat tertutup pemangku kepentingan bertajuk “Accelerating Indonesia’s EV Transition” digelar di Jakarta hari ini, disponsori bersama oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) dan lembaga nirlaba global RMI (sebelumnya Rocky Mountain institut). . ), Peningkatan Kesiapan Transisi ke Kendaraan Listrik (Entrev), Indonesia Environment Fund (IEF) dan Electric Mobility Ecosystem Association (AEML).

Acara ini mempertemukan para pemangku kepentingan utama untuk membahas strategi yang dapat diterapkan untuk mempercepat penerapan kendaraan listrik (EV) di Indonesia seiring dengan upaya negara ini mencapai tujuan ambisiusnya untuk memiliki 13 juta kendaraan roda dua listrik (E-2W) dan memiliki 2 kendaraan listrik. juta, juta kendaraan listrik all-wheel drive (e-4W) di jalan pada tahun 2030.

Lokakarya yang diselenggarakan bekerja sama dengan Indonesia Sustainable Forum (ISF) ini membahas hambatan-hambatan utama penerapan kendaraan listrik di Indonesia, termasuk pengembangan kebijakan, solusi pembiayaan, infrastruktur pengisian daya, serta partisipasi dunia usaha dan konsumen. Melalui diskusi bersama, para peserta mengidentifikasi langkah-langkah strategis untuk mempercepat transisi ke mobilitas listrik di tanah air, yang sejalan dengan Strategi Nasional Dekarbonisasi Sektor Transportasi yang dipimpin oleh Kementerian Ekonomi, Kelautan dan Perikanan.

Pada acara tersebut, Rachmat Kaimuddin, Wakil Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengatakan transisi ke kendaraan listrik di Indonesia merupakan peluang strategis bagi pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi negara. “Kami telah menetapkan tujuan untuk membangun 13 juta E-2W dan 2 juta E-4W pada tahun 2030. Untuk mewujudkan kendaraan listrik di Indonesia, kita perlu menyediakannya dan dapat diakses serta menyediakan infrastruktur yang baik dan kendaraan yang andal. “Itu akan berdampak positif.” tentang kualitas udara, “mengurangi emisi karbon dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat secara keseluruhan,” kata Dua, dikutip Kamis (19/9/2024). 

Hampir 100 peserta, termasuk perwakilan pemerintah, produsen kendaraan listrik, penyedia infrastruktur, lembaga pembiayaan, operator armada dan lembaga think tank, berpartisipasi dalam diskusi yang ditargetkan untuk merumuskan solusi dan mengembangkan kerangka kerja yang dapat ditindaklanjuti untuk mengatasi hambatan yang ada. Melalui upaya kolaboratif ini, acara ini menciptakan pemahaman komprehensif tentang cara meningkatkan keterlibatan bisnis dan konsumen dalam mobilitas listrik.

Acara ini juga diwarnai penandatanganan nota kesepahaman antara RMI dan IEF untuk berkolaborasi dalam mencapai tujuan transisi energi ramah lingkungan di Indonesia. Komitmen ini penting untuk mendorong perubahan kebijakan dan mendukung tujuan Indonesia menjadi pasar mobilitas listrik dan energi ramah lingkungan terkemuka di Asia Tenggara.

Berbicara pada acara tersebut, Wakil Presiden AEML Patrick Adhiatmaja mengatakan transisi ke mobilitas listrik memerlukan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, mitra sektor swasta, mitra pembangunan, dan masyarakat.

“AEML berkomitmen mendukung upaya kolaboratif ini agar manfaat kendaraan listrik dapat diketahui dan dimanfaatkan secara luas di seluruh Indonesia. Transisi ini sangat penting untuk mengurangi emisi dan mendorong mobilitas bersih, serta berkontribusi terhadap masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua.”

Acara ini menawarkan peluang bagi para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan praktik terbaik global, khususnya dari negara-negara seperti India, yang telah berhasil mempercepat adopsi kendaraan listrik melalui kerangka kebijakan inovatif dan model pembiayaan. Wawasan ini akan sangat penting seiring dengan perluasan infrastruktur mobilitas listrik di Indonesia dan mengatasi tantangan seperti tingginya biaya perolehan kendaraan listrik dan terbatasnya akses terhadap pembiayaan bagi konsumen dan dunia usaha. Direktur RMI Asia Tenggara Wini Rizkiningayu menjelaskan misi mereka adalah mendukung mobilitas bersih dan transisi energi di Indonesia, yang akan berdampak signifikan pada kehidupan dan penghidupan. “Melalui kolaborasi seperti lokakarya hari ini, kami dapat membantu memastikan masa depan yang berkelanjutan dan bebas karbon di sektor energi Indonesia.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *