Alumni ITB Sebut Prabowo Konsisten Persiapkan Indonesia Emas 2045

JAKARTA – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Ganesh Breeding Club (B-Club) meyakini Prabo-Gibran sedang mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas 2045.

Hal itu mereka ungkapkan dalam diskusi bertajuk ‘Menyongsong Kebangkitan Bangsa 2045: Pedoman Bisnis Kepemimpinan Baru Indonesia’ di Veranda Hotel Kebayoran, Jakarta Selatan pada Kamis malam (16/5/2024).

Koordinator B-Club Lutfi Alkatiri mengatakan, acara tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) sebagai upaya persiapan Indonesia Emas 2045.

“Mahasiswa ITB, khususnya generasi muda, akan menjadi bagian dari pendapatan penduduk, menghadapi permasalahan politik-ekonomi yang akan berbeda dibandingkan saat kita merdeka,” kata Lutfi.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pakar Koalisi Indonesia Maju, Burhanuddin Abdullah mengatakan, tidak perlu khawatir karena dalam kehidupannya, Prabowo juga berperilaku serupa, terutama dalam bisnis rakyat.

“Pemikiran yang disampaikan oleh Prabowo juga sama, dari dulu sampai sekarang dia mengikuti apa yang disampaikannya dari dulu sampai sekarang,” kata Burhanuddin.

Oleh karena itu, Ketua Dewan Pertimbangan Sukarela (RMPG) Prabo-Gibran Khalid Zabidi, yang juga merupakan mahasiswa ITB dan hadir dalam pertemuan tersebut, siap memberikan pendapatnya kepada pemerintah ke depan.

“Kami mahasiswa ITB ingin berkontribusi dan terhubung dengan Pak Probo-Gibran dengan apa yang kita miliki dan inginkan, misalnya memiliki keterampilan dalam inovasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdampak pada perekonomian,” kata Khalid.

Melalui diskusi ini, B-Club mengeluarkan delapan tantangan perekonomian Indonesia bagi pemerintahan masa depan.

Pertama, tantangan mewujudkan kedaulatan pangan dimana negara tidak hanya mampu mengendalikan pasokan pangan bagi rakyatnya, namun juga mampu memproduksi pangan sendiri di tengah ancaman krisis global.

Kedua, tantangan penguatan kedaulatan Indonesia memerlukan perubahan kebijakan energi dari bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan dan konservasi energi.

Ketiga, tantangan untuk menciptakan ekonomi baru dan hijau, dimana sebagai negara maritim kita mampu memanfaatkan perikanan dan hasil laut dengan lebih baik sebagai nilai sumber daya perubahan iklim. Keempat, tantangan penciptaan lapangan kerja khususnya bagi kaum muda.

Kelima, tantangan pengembangan teknologi berbasis digitalisasi dan otomasi di segala bidang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sekaligus mengurangi pekerjaan. Keenam, tantangan pembangunan yang pesat adalah memanfaatkan peluang pendapatan langsung bagi masyarakat untuk melepaskan diri dari kekayaan di negara-negara berpendapatan menengah.

Kelima, tantangan pembangunan keuangan terutama untuk membiayai proyek-proyek baru yang penting dan proyek-proyek yang perlu dilanjutkan. Terakhir, persaingan geopolitik internasional yang tidak stabil dan tidak konsisten berdampak pada stabilitas perekonomian negara-negara kelas menengah seperti Indonesia, seperti masalah keuangan, inflasi, pertumbuhan pengiriman, dan lain-lain.

Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Mohammad Jumhur Hidayat dan Presiden Institut Otomotif Indonesia I do Dana Tangkas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *