krumlovwedding.com, Tangerang – Pertusis atau dikenal juga dengan istilah batuk rejan atau batuk 100 hari merupakan penyakit menular pada saluran pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis dan dapat menyerang siapa saja. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, pertusis dapat menimbulkan komplikasi serius, bahkan kematian, terutama pada anak-anak.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Banten mengungkapkan, pertusis atau batuk rejan yang menyerang anak-anak bisa menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. “Anak-anak bisa mengalami pertusis dan orang tua harus mewaspadai adanya batuk ini karena pertusis dapat menyebabkan kematian pada anak,” kata Kepala Dinas Kesehatan (DINS) Kota Tangerang dr Dini Anggreni, Jumat (3/12)./2025 ).
Ia mengatakan, pertusis atau batuk rejan merupakan penyakit pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini ditandai dengan suara napas khas yang keras dan panjang disertai batuk. Gejalanya adalah hidung tersumbat, pilek, bersin, mata merah, dan demam. Definisi operasional dugaan pertusis biasanya adalah orang yang mengalami batuk terus-menerus yang berlangsung minimal dua minggu disertai batuk rejan saat menarik napas dalam, muntah setelah batuk, atau muntah tanpa sebab yang jelas.
Ia mengatakan batuk rejan dapat menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani, terutama pada bayi dan anak di bawah usia dua tahun. Beberapa masalah yang dapat timbul adalah dehidrasi, kesulitan bernapas, penurunan berat badan, pneumonia (penyakit paru-paru), kejang, gangguan ginjal, dan berkurangnya pasokan oksigen ke otak.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan antara lain penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan protokol kesehatan serta pemberian vaksin DPT-HB-Hib lengkap sesuai jadwal pada bayi dan anak di bawah dua tahun. “Jika ada anak atau warga yang menderita batuk seperti pertusis, harap diinformasikan ke puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan dan pengobatan intensif,” ujarnya.