Anak yang Selamat dari Pembantaian di Nuseirat Sebut Tentara Israel Sengaja Menembaknya

GAZA – Mohammad Matar mengatakan kepada Anadolu Agency tentang pembunuhan mengerikan yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga Palestina di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah.

Ajaibnya, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun selamat dari serangan brutal tersebut.

Matar dirawat karena lukanya di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis. Seorang tentara Israel menembaknya dua kali dari jarak dekat, mengenai bahu dan perutnya. Peluru keluar dari tubuhnya melalui tulang punggungnya.

Pada hari Sabtu, 274 warga Palestina tewas dan 700 lainnya luka-luka setelah tentara Israel membombardir kamp pengungsi dengan artileri dan serangan udara.

Beberapa ledakan terjadi saat Matar sedang berada di jalan. Ia tidak menyangka bahwa negara tempat ia tinggal akan dijadikan ladang pembantaian oleh tentara Israel.

“Dalam waktu dua detik, helikopter Israel terbang di atas kepala dan menembak secara acak di jalan yang saya lalui,” jelasnya.

Dia segera pulang dan mencari perlindungan di ruang bawah tanah bersama anggota keluarganya.

Beberapa menit kemudian, keluarga tersebut mendengar suara tank Israel di area tersebut, sehingga mereka berlari ke lantai satu untuk menyelamatkan diri.

Tak lama setelah itu, tentara Israel menggerebek rumah keluarga tersebut. “Ada sekitar 10 orang di dalam rumah, tiba-tiba tentara membawa saudara laki-laki, ayah, dan kakek saya, menutup matanya dan mengikat kepalanya dengan tas hitam,” jelasnya.

Kemudian seorang tentara mendekatinya tanpa peringatan dan menembaknya dua kali. Dia tidak bisa bangun, jadi tentara itu menariknya dan melemparkannya ke lantai.

“Waktu itu saya lumpuh. Mereka juga menembak adik saya, dan bibi saya juga ditembak,” kata anak itu.

Matar mencontohkan, korban luka mengalami pendarahan lebih dari setengah jam sebelum dibawa ke rumah sakit.

Dia juga mengklaim bahwa US Rangers termasuk di antara pasukan Israel. “Merek ada di pundak mereka,” jelasnya.

Mohammad Al-Samuni yang berusia sembilan tahun juga selamat dari pembantaian Nuseirat. Dia terluka di tangan kanan selama operasi militer Israel.

“Kami sedang berada di tenda perlindungan di kamp tersebut ketika tiba-tiba kami melihat tank dan tentara Israel di depan kami,” katanya.

Seorang tentara melemparkan “bom” ke arahnya, sehingga tangannya terluka parah. Ayah dan saudara laki-lakinya langsung meninggal, namun putranya tidak dapat memberikan rinciannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *