Angkatan Udara AS Simulasi Pertempuran Pesawat AI dan Pilot Manusia

JAKARTA – Angkatan Udara Amerika Serikat melakukan uji coba terhadap pesawat F-16 yang dimodifikasi untuk melakukan simulasi pertama antara kecerdasan buatan (AI) dan pilot manusia.

Dokumentasi pertempuran pesawat modifikasi yang dikenal dengan nama X-62A ini beredar di kalangan masyarakat. Pada Senin (22/04/2024), situs Curious Engineering melaporkan bahwa X-62A memiliki pilot manusia yang “aman” di kokpitnya, namun simulasinya sepenuhnya dikendalikan oleh kecerdasan buatan. Eksperimen ini juga menandai berakhirnya beberapa tahun pembangunan pada momen bersejarah ini.

X-62A, juga dikenal sebagai VISTA (Variable Flight Stability Test Aircraft), adalah F-16D dua kursi yang telah dimodifikasi. Sistem penerbangannya dapat diadaptasi untuk meniru hampir semua pesawat lain, menjadikannya platform pengganti yang sangat baik untuk berbagai tujuan pengujian yang memerlukan platform dunia nyata.

Fitur-fitur ini menjadikan VISTA platform luar biasa untuk mendukung pekerjaan seperti ACE. “Kami kemudian memiliki ruang bawaan di VISTA untuk kontrol penerbangan yang memungkinkan agen AI mengirimkan perintah ke VISTA seolah-olah mereka mengirimkan perintah ke model simulasi VISTA,” kata Que Harris, kepala insinyur kendali X- 62Penerbangan ke Lockheed. Martin.

Perkembangan ini diyakini akan merevolusi masa depan kendaraan udara tak berawak (UAV) seperti inisiatif Collaborative Combat Aircraft (CCA) Angkatan Udara AS. Cuplikan pertempuran udara tersebut dirilis dalam sebuah video di program Air Combat Evolution (ACE) milik Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).

Program ACE mencapai kemajuan besar pada tahun 2023, dengan Sekolah Uji Penerbangan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF TPS) dan Laboratorium Penelitian Angkatan Udara (AFRL) memainkan peran kunci dalam keberhasilannya.

Harris juga menggambarkannya sebagai laboratorium otonomi. Untuk mendukung ACE, pesawat X-62A menyelesaikan 21 penerbangan uji coba dari Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California, selama tiga periode uji terpisah dari Desember 2022 hingga September 2023.

ACE mencakup sejumlah mitra industri dan akademik, termasuk Shield AI, yang mengakuisisi Heron Systems pada tahun 2021. Kemitraan ini secara digital mengembangkan pilot AI yang memenangkan Uji Coba AlphaDogfight 2020 DARPA.

Namun, kemenangan ini agak dibuat-buat karena pilot AI tidak harus mengikuti peraturan penerbangan. Peraturan tersebut antara lain menjamin keselamatan pesawat dan kenyamanan pilot. Hal inilah yang membuat pertempuran udara terbaru menjadi berbeda dan lebih realistis. “2023 adalah tahun ACE mewujudkan pembelajaran mesin di udara,” kata Letkol Angkatan Udara Ryan Hefron, manajer program ACE, dalam video yang baru dirilis.

Pertempuran udara baru ini juga merupakan bagian dari misi DARPA dan USAF untuk membuat pesawat yang dilengkapi AI lebih dapat diandalkan oleh awak manusia.

Selama uji terbang ini, agen memerlukan pemrograman ulang hampir setiap hari, sehingga menghasilkan lebih dari 100.000 baris kode yang pada akhirnya dimodifikasi dalam beberapa cara. AFRL sebelumnya telah menyoroti kemampuan untuk lebih mendukung pengujian penerbangan jenis ini melalui pelatihan cepat dan pelatihan ulang algoritma dalam lingkungan yang sepenuhnya digital.

Angkatan Darat AS telah menyatakan bahwa di masa depan, keterlibatan manusia akan selalu diperlukan untuk mengoperasikan sistem senjata otonom. Namun, tingkat partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan diperkirakan akan berubah seiring berjalannya waktu, dan hal ini telah menjadi bahan diskusi dan perdebatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *