Apa yang Sebenarnya Terjadi saat Turbulensi Pesawat?

JAKARTA – Mendengar kata chaos mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Secara umum kata ini sering dikaitkan dengan pesawat terbang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), turbulensi diartikan sebagai keadaan tidak stabilnya atmosfer atau gangguan akibat perubahan yang tidak dapat diprediksi dan dikendalikan. Nah, turbulensi pada pesawat ini biasanya menyebabkan guncangan dan perubahan ketinggian secara tiba-tiba.

Dalam dunia penerbangan, kecelakaan pesawat sebenarnya merupakan hal yang lumrah terjadi. Sebagian besar turbulensi yang terdapat pada awan memiliki pola.

Lantas, apa jadinya jika pesawat mengalami turbulensi? Berikut ulasan yang dikumpulkan dari berbagai sumber:

Turbulensi udara sebagaimana disebutkan di atas merupakan suatu bentuk pergerakan udara yang tidak stabil akibat perubahan angin dan arah. Perubahan tersebut menyebabkan adanya pergerakan pada badan pesawat yang dapat dirasakan oleh penumpang.

Menurut Washington Post, tingkat keparahan jet lag sangat bervariasi. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan perubahan ketinggian dan kecepatan angin.

Ahli meteorologi mengandalkan berbagai algoritma, satelit, dan sistem radar untuk memprediksi potensi gangguan cuaca. Dengan prediksi tersebut, pilot akan berusaha melewati area turbulen tersebut dengan mengubah ketinggian untuk mencapai penerbangan yang mulus.

Mengenai penyebab turbulensi pesawat, turbulensi pesawat dapat disebabkan oleh banyak faktor. Biasanya gangguan ini disebabkan oleh awan tebal atau cuaca buruk.

Namun, cuaca bagus juga bisa menyebabkan cuaca buruk. Hal ini sering disebut dengan Clear Air Turbulence (CAT).

Simon King, ahli meteorologi BBC dan mantan panglima Angkatan Udara, mengatakan sebagian besar turbulensi terjadi di awan tempat udara naik dan turun.

Secara umum, sebagian besar hal ini sederhana. Namun berbeda jika terjadi pada awan besar seperti kumulonimbus yang dapat menimbulkan badai petir sedang hingga berat.

Selain itu, ada empat kelas kelainan. Yaitu gegar otak ringan, gegar otak sedang, gegar otak berat, dan gegar otak berat.

Resiko kecelakaan pesawat Di dunia sekarang ini, pesawat terbang dirancang untuk menghadapi situasi sulit. Artinya, kecil kemungkinan kapal mengalami konstruksi akibat turbulensi.

Namun, turbulensi dapat membuat penumpang dan awak kapal terlempar dari tempat duduknya. Berpotensi menimbulkan luka ringan seperti patah tulang dan pendarahan.

Beberapa ahli menyarankan penumpang untuk tetap duduk dan memakai sabuk pengaman untuk mengurangi risiko gegar otak.

Pasalnya, jika terlalu banyak mengalami turbulensi, kecepatan pesawat akan melebihi tarikan gravitasi. Akibatnya, penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman akan terlempar dari tempat duduknya.

Berikut ulasan kerusakan pesawat dan kemungkinan penyebabnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *