Arkeolog Percaya Monumen Cursus Neolitikum Sebuah Jalan Menuju Akhirat

DUBLIN – Survei lanskap di Baltinglass, Irlandia, mengungkap kelompok situs Neolitik langka dan misterius pertama di negara itu.

Monumen cursus adalah parit panjang dan sempit yang digali ke dalam tanah dan sering ditemukan di dekat monumen besar lainnya seperti Stonehenge.

Sebelum penemuan ini, hanya sekitar 20 cursus yang ditemukan di Irlandia, dan sering ditemukan sendiri-sendiri atau berpasangan. Namun, penelitian terbaru telah mengidentifikasi lima kutukan yang terletak bersamaan, sehingga memberikan para ahli wawasan baru mengenai tujuan penggunaan monumen tersebut.

Nama “cursus” berasal dari spekulasi awal bahwa depresi tersebut mungkin merupakan “tanda” yang ditinggalkan oleh kereta Romawi. Namun, seiring dengan semakin banyaknya kutukan yang ditemukan selama berabad-abad, dan karena kutukan tersebut sering kali terletak di sebelah monumen besar lainnya, alasan pembangunan kutukan tersebut menjadi semakin misterius.

Sebagian besar ladang digali antara tahun 4000 dan 2400 SM. Mereka ditancapkan ke dalam tanah dengan area kecil di dalamnya, dan lebih banyak tiang kayu ditambahkan segera atau seiring berjalannya waktu.

Seperti dilansir IFL Science, Senin (29 April 2024), hal ini membuat para arkeolog kesulitan memahami tujuannya.

Arkeolog James O’Driscoll dari Universitas Aberdeen di Inggris mensurvei situs Baltinglass menggunakan LIDAR, sebuah teknologi yang memantulkan gelombang laser dari lanskap untuk mengungkap bentuk dan pola yang tersembunyi di bawah permukaan tanaman dan tanah.

Studi tersebut mengidentifikasi lima bentuk yang tampaknya merupakan situs cursus, yang pertama kali ditemukan di wilayah tersebut, meskipun wilayah tersebut sudah terkenal dengan signifikansi arkeologisnya. Kursus terpanjang yang ditemukan memiliki panjang 427 meter (1.401 kaki).

Penemuan baru ini merupakan terobosan besar dalam pemahaman kita tentang Neolitikum. Lima ladang yang ditemukan di Baltinglass menawarkan kesempatan unik untuk mempelajari lebih lanjut tentang monumen ini dan orang-orang yang membangunnya.

Para arkeolog berharap penelitian lebih lanjut dapat membantu mereka mengungkap rahasia cursus dan perannya dalam masyarakat Neolitikum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *