AS Larang Impor Uranium Rusia, Perusahaan Raksasa Energi: Bisa Merusak Pasar

JAKARTA – Raksasa energi Rusia, Rosatom, memperingatkan bahwa larangan impor uranium dari Moskow oleh Amerika Serikat atau Amerika Serikat bersifat diskriminatif dan dapat merugikan pasar bahan bakar nuklir global. Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden menyetujui larangan impor uranium Rusia.

Hal ini terlihat ketika awal pekan lalu Biden menandatangani rancangan undang-undang yang melarang impor bahan bakar reaktor nuklir Rusia, yang akan berlaku dalam 90 hari.

“Kami menganggap undang-undang AS yang melarang impor uranium Rusia bersifat diskriminatif dan tidak didorong oleh pasar,” kata Rostom dalam keterangan tertulisnya kepada RIA Novosti.

“Jelas bahwa keputusan seperti itu, yang memiliki konteks politik, melemahkan kelangsungan industri nuklir,” kata perusahaan itu.

Rosatom mengatakan secara terpisah bahwa pihaknya mempertahankan posisi yang kuat sebagai pemimpin dunia dalam teknologi nuklir dan akan terus mengembangkan hubungan dengan mitra asing yang tertarik pada kerja sama jangka panjang.

Menurut Administrasi Informasi Energi AS, Rusia memasok sekitar seperempat dari uranium yang diperkaya yang akan dijadikan bahan bakar reaktor nuklir komersial AS pada tahun 2022, menjadikannya pemasok bahan bakar asing terkemuka ke Amerika pada tahun itu.

Amerika Serikat mempunyai cadangan uranium sendiri, namun jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi permintaan. Sementara itu, Rusia memiliki fasilitas pengayaan uranium terbesar di dunia, yang mencakup hampir setengah dari kapasitas global.

Pada tahun 2022, Rusia adalah pengekspor uranium yang diperkaya terbesar ke pasar dunia, menyumbang sekitar 35% dari penjualan global dengan perkiraan nilai ekspor sebesar $2 miliar.

Pada bulan Oktober 2023, Gedung Putih menyerukan larangan jangka panjang terhadap impor uranium yang diperkaya dari Rusia, dan menggambarkannya sebagai “prioritas keamanan nasional.” Dalam lembar fakta pada saat itu, pemerintahan Biden mengklaim bahwa “mengandalkan sumber daya uranium Rusia menimbulkan risiko bagi perekonomian AS.”

Kremlin meyakinkan media pada hari Selasa bahwa larangan tersebut tidak akan mempunyai dampak “kritis” terhadap industri nuklir Rusia, yang diklaimnya sebagai “salah satu yang paling maju di dunia.”

“Washington terpaksa menyetujui impor uranium Rusia karena ketidakmampuannya bersaing dengan industri nuklir negara itu,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Duta Besar Rusia di Washington, Anatoly Antonov, memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa berdampak negatif pada perekonomian AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *