AS Pertimbangkan Kesepakatan Sepihak dengan Hamas untuk Bebaskan Sandera

WASHINGTON – Para pejabat Washington mungkin mencapai kesepakatan dengan pejuang Hamas untuk menjamin pembebasan sandera Amerika (AS) di Gaza.

NBC melaporkan perkembangan tersebut pada Senin (10/6/2024), mengutip percakapan dengan orang-orang terdekatnya.

Lima warga AS diketahui ditahan di Gaza, dan tiga lainnya diyakini tewas. Belum diketahui secara pasti apakah mereka tewas akibat serangan rudal Israel di Gaza saat genosida.

Menurut laporan tersebut, jika perundingan gencatan senjata dengan Israel gagal, AS akan berusaha mencapai kesepakatan sepihak dengan Hamas tanpa keterlibatan pemerintah Israel. Sebaliknya, perjanjian sepihak tersebut ditengahi oleh Qatar.

Sumber NBC tidak merinci apa yang bisa dijanjikan AS kepada Hamas sebagai imbalan atas pembebasan para sandera.

Namun mereka mencatat bahwa para pejuang Hamas dapat menyambut baik prospek kesepakatan sepihak dengan Washington yang akan memperburuk hubungan AS dengan Israel dan mungkin memaksa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyetujui proposal gencatan senjata yang diajukan Biden saat ini.

Pejabat Gedung Putih AS menolak mengomentari laporan tersebut.

Hamas menyandera sekitar 250 orang selama serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel. Sekitar setengah dari tahanan ditukar dengan tahanan Palestina selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November.

Tujuh sandera lainnya telah diselamatkan dalam penggerebekan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Operasi terbaru yang dilakukan pasukan Israel terjadi pekan lalu di Nuseirat di Gaza tengah, membebaskan empat tahanan, termasuk warga negara Rusia Andrei Kozlov.

Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pada hari Sabtu bahwa Hamas masih menyandera sekitar 120 orang, dan belum ada kabar apakah semuanya masih hidup.

Netanyahu telah banyak dikritik karena gagal membebaskan para sandera. Keluarga para sandera mengorganisir demonstrasi massal menuntut tindakan pemerintah.

Perdana Menteri Israel menolak membuat kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan tahanan. Ia menuntut agar semua pejuang Hamas harus dilenyapkan.

Hamas, di sisi lain, menuntut gencatan senjata yang langgeng dan penarikan penuh pasukan pendudukan Israel dari Gaza.

Pada akhir Mei, Presiden AS Joe Biden mengusulkan proposal perdamaian Gaza yang mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa dengan imbalan Israel menyetujui gencatan senjata enam minggu dengan Hamas, dan kemudian gencatan senjata permanen dan penarikan pasukannya dari Gaza.

Namun, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh mengatakan pekan lalu bahwa kelompoknya tidak yakin Israel akan menerima rencana Biden.

Netanyahu juga menolak usulan Biden, dengan mengatakan tidak akan ada gencatan senjata permanen sampai Hamas dihancurkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *