Bangun Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak? Orang Tua dan Guru Bisa Lakukan Ini

krumlovwedding.com, JAKARTA — Dokter pendidikan Galih Sulistyaningra mengatakan kemampuan literasi lebih luas dibandingkan sekadar membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Keterampilan dasar membaca dan berhitung bukan sekedar berbicara tentang angka dan huruf, namun bagaimana cara memahami dan memahaminya. Literasi dan numerasi juga harus menjadi landasan sebelum senam anak.

“Sebelum calistung ada yang namanya ‘pra’. Ibarat duduk yang benar, ini termasuk ‘pertama’ dalam membaca, menulis, dan berhitung. Galih menjelaskan dalam siaran pers, Rabu (22/5/2024): “Kemudian anak dikenali oleh huruf dan kata.”

Beliau juga berpesan bagi para orang tua yang ingin mulai membina kemampuan membaca dan menulis anaknya sejak dini melalui pemahaman. Menurutnya, ada yang namanya ‘kesadaran cetak’ yang bisa dimulai dari simbol atau gambar.

Kita bisa mulai dari gambar. Kalau buku PAUD, gambarnya lebih besar dan perlu bercerita,” tuturnya. .

Sedangkan di bidang numerasi, lanjut Galih, numerasi masih bergantung pada kemampuan matematika yang kompleks. Faktanya, angka-angka dapat didorong melalui teknik yang disebut ‘wawancara satu lawan satu’.

“Jangan hanya mempelajari unsur angka. Kita harus mengajar dengan hal-hal yang konkrit. ‘Satu’ adalah satu hal, ‘dua’ adalah dua hal. Galih berkata: “Makanya anak-anak berperilaku baik. Kalau jumlahnya bertambah, jumlahnya bertambah. 

Kemudian, kata dia, kemampuan literasi hendaknya dikembangkan tidak hanya melalui pembelajaran membaca huruf saja, namun juga melalui keterampilan visual, mendengar, berbicara, dan menulis. Semua itu bisa dilakukan melalui komunikasi intensif dengan guru dan orang tua di rumah. Oleh karena itu, perlu adanya keterlibatan guru dan orang tua.

Fenomena yang sering terjadi adalah adanya Pojok Belajar yang seringkali hanya efektif menarik minat siswa selama beberapa minggu, setelah itu ditinggalkan. Menurutnya, jika ingin berkelanjutan maka perlu memanfaatkan beragam pilihan buku fisik dan digital yang kini sudah banyak platform yang menyediakan buku gratis.

Misalnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan berbagai buku digital di platform Sistem Informasi Buku Indonesia (SIBI) yang dapat diakses oleh siswa dan guru secara gratis. Sedangkan untuk buku bacaan berbahasa Inggris, terdapat platform membaca gratis seperti Letsreadasia.org.

Sedangkan untuk meningkatkan keterampilan berhitung diperlukan rencana pengajaran bilangan yang menarik agar siswa tidak takut atau tidak dapat menikmati pelajaran matematika. Salah satu inisiatif Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Tanoto Foundation adalah mengembangkan sistem Guru Matematika Kreatif (Gureamatiks).

Upaya peningkatan literasi dan numerasi menjadi penting jika kita melihat Survei Sistem Pendidikan yang dilakukan CIPS selama periode 2017-2023. Dari situ terlihat bahwa salah satu permasalahan utama terkait sulitnya meningkatkan prestasi membaca dan jumlah siswa di sekolah dasar adalah metode pengajaran guru yang belum mampu mencapai literasi dan numerasi. 

Studi ‘Apa yang Salah dengan Berhitung di Indonesia (2024)’ bahkan menemukan bahwa 75 persen guru kesulitan menghubungkan berhitung dengan dunia nyata. Selain itu, 59 persen sekolah tidak memiliki program berhitung yang mapan.

Pentingnya kemampuan literasi dan numerasi melalui program PAINTING menjadi salah satu fokus Tanoto Foundation. Melalui Program PINTAR (Mempromosikan Inovasi untuk Pengajaran Berkualitas), Tanoto Foundation berupaya meningkatkan pendidikan dasar di Indonesia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *