Beban Keuangan Negara Disebut Terkena Pukulan Ganda Sekaligus, Apa Itu?

JAKARTA – Wacana pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2025 masih belum bisa direvisi. Sugeng Suparvoto, Ketua Komisi VII DPR RI, menjelaskan banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan subsidi BBM.

“Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan subsidi BBM, sehingga masih perlu dikaji apakah rencana tersebut benar-benar berdampak pada beban keuangan negara di masa depan,” jelas Sugeng dalam keterangan resmi. 2024).

Pasalnya, lanjut Sugeng, Indonesia saat ini sedang dilanda pukulan ganda. Diantaranya adalah rupee yang terdepresiasi hingga 16.000 terhadap dolar, serta biaya impor minyak mentah dan bahan bakar yang diperkirakan akan meningkat.

“Indonesia saat ini mengalami pukulan ganda, yaitu nilai tukar rupiah yang terus terdepresiasi terhadap dolar dan biaya impor minyak mentah dan bahan bakar yang terus meningkat akibat geopolitik global,” ujarnya.

Oleh karena itu, Sugeng berpendapat ada 3 aspek yang perlu diperhatikan terkait harga BBM. Yang pertama adalah kemampuan atau daya beli masyarakat. Kedua, kemampuan finansial negara.

Ketiga, jangan salah, peluang BUMN mendapat penugasan sama, tegasnya.

Sugeng mengaku setuju dengan pengurangan subsidi energi secara bertahap ke depan. Namun ada beberapa pertimbangan yang harus dipertimbangkan secara matang. Salah satu cara untuk mengurangi subsidi ini adalah melalui alokasi yang ditargetkan.

“Cepat atau lambat subsidi energi ini harus kita kurangi. Jangan sampai kita batalkan. Bagaimana kita menguranginya? Dengan menyalurkan subsidi BBM sesuai sasaran. Ini mengurangi volumenya,” jelasnya.

Di sisi lain, Sugeng meminta kepada Pertamina selaku BUMN yang ditunjuk di bidang migas untuk meningkatkan atau meningkatkan produksi minyak dalam negeri yang bisa melebihi 60%. Sebab, target ekstraksi migas 630 ribu barel per hari belum tercapai, tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *