Bekukan Aset Rusia, UE Raup Keuntungan Puluhan Triliun dalam 3 Bulan

JAKARTA – Lembaga kliring Uni Eropa (UE), Euroclear, menerima bunga sebesar 1,6 miliar euro atau sekitar 1,7 miliar dolar (Rp 27,2 triliun dengan kurs Rp 16.000 per USD) dari perekonomian Rusia untuk kelima kalinya. dalam beberapa bulan hanya tiga. tahun ini saja. Hal tersebut diungkapkan CEO Euroclear, Valerie Urbain, yang mengingatkan penggunaan dana tersebut akan berdampak negatif pada pasar keuangan global.

Urbain mengatakan dalam wawancara dengan surat kabar Belgia L’Echo yang ditangkap Russia Today, Kamis (9/5/2024) bahwa UE harus mengambil keputusan untuk memberikan pendapatan 2-3 miliar kepada Kiev. perekonomian Rusia dalam beberapa minggu mendatang.

Brussels sebelumnya memutuskan untuk menggunakan bunga atas barang-barang beku Rusia untuk membeli peralatan militer bagi Ukraina daripada membelanjakan dana untuk rekonstruksi, seperti yang direncanakan sebelumnya.

Euroclear, perantara utama pasar keuangan UE, memiliki lebih dari 200 miliar euro sekuritas Rusia yang terkunci di rekeningnya. Pada tahun lalu, akun tersebut menghasilkan keuntungan sekitar 4,4 miliar euro.

Namun, katanya, penyitaan bunga akan menimbulkan pertanyaan hukum dan mempunyai konsekuensi yang sangat negatif tidak hanya bagi Euroclear tetapi juga bagi pasar keuangan di seluruh dunia. “Jika pelanggan kami merasa hukum tidak lagi dihormati dan barangnya bisa disita, ini akan membuka kotak Pandora,” kata Urbain. “Hal ini dapat menyebabkan investasi internasional besar-besaran meninggalkan Eropa.”

Euroclear, salah satu lembaga kliring lintas batas terbesar di dunia, dengan aset 37 triliun, menentang proposal Brussels untuk menggunakan dana Rusia. Menurut Urbain, para pemegang saham pun mendukung hal tersebut. Dia juga mengatakan bahwa uang yang terkait dengan proyek-proyek Rusia harus disimpan dan tidak didistribusikan kembali.

Sementara itu, AS terpaksa membekukan asetnya untuk mendukung pemerintah Ukraina, namun kini beralih ke pinjaman berbunga saja di tengah tentangan dari Perancis, Jerman dan ECB. Masyarakat khawatir bahwa euro akan terkena dampaknya jika negara-negara seperti Tiongkok mulai menarik sejumlah besar mata uang asing mereka sebagai cara untuk menghindari penyitaan di masa depan.

Para pemimpin negara-negara G7 telah mengatakan secara pribadi bahwa penyitaan penuh tidak lagi menjadi agenda meskipun ada tuntutan dari Ukraina, Financial Times melaporkan pekan lalu. Sementara itu, Rusia bersikukuh bahwa segala sesuatu yang merusak propertinya adalah pencurian dan pelanggaran hukum internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *