Denny JA Bicara Agama Cinta dan Paradoks Dunia Modern

JAKARTA – Ketua Forum Rohani Esoterik Danni JA mengutip Sufi Jalaluddin Rumi dalam pidato ucapan selamatnya di Forum Rohani Esoterik dalam rangka perayaan Hari Khilafat Ahmadiyah. Agamaku adalah cinta dan rumah ibadahku ada di hati manusia Kutipan Danni JA.

Acara yang dilaksanakan pada Sabtu, 25 Mei 2024 di Balai Edukasi Kesehatan (BPPK) Jakarta Selatan ini dihadiri oleh ratusan orang yang berasal dari kalangan akademisi, ulama, aktivis, dan masyarakat umum.

Dalam sambutannya, Danny JA menekankan pentingnya memilih jalan cinta sebagai ekspresi agama, mengutip hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pikiran yang dipenuhi cinta dan kasih sayang berdampak positif bagi kesehatan mental.

“Sejak 800 tahun lalu hingga sekarang, jika kita memilih jalan cinta sebagai ekspresi agama, itu karena pemikiran filosofis, karena pengaruh spiritual.” “Tetapi kini kita kembali melihat bukti akademis yang memerlukan pendidikan ini, zaman neuroscience, dan cara kita memilih untuk mencintai,” kata Denny, Senin (27/12). 5/2024).

Danny fokus pada dua proyek penelitian besar terkait topik keragaman agama dan ekspresi spiritual. Studi pertama, dilakukan oleh Universitas Utah pada tahun 2016, dan studi kedua, yang diterbitkan pada tahun 2014 di Journal of Neuroscience, meneliti efek neurologis dari keyakinan agama seseorang.

Responden dari dua kategori berbeda percaya bahwa Tuhan memiliki sifat yang berbeda, yang satu menggambarkan Tuhan sebagai sumber kehidupan yang penuh kasih sayang dan belas kasihan, dan yang lain melihat Tuhan sebagai hakim yang adil dan terkadang pemarah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa keyakinan agama berdampak langsung pada aktivitas otak dan memengaruhi pelepasan hormon tertentu secara berbeda.

Mereka yang membayangkan Tuhan sebagai sosok cinta mempunyai respon neurologis yang menunjukkan peningkatan hormon yang berhubungan dengan perasaan nyaman dan damai, sedangkan mereka yang membayangkan Tuhan sebagai sosok yang saleh dan terkadang pemarah menunjukkan respon yang menghasilkan hormon yang berhubungan dengan perasaan marah. kesalahan.

Selain itu, banyak penelitian baru telah muncul yang mempertimbangkan tipologi personalisasi dan pengaruhnya terhadap tipologi kepribadian. Orang yang terbiasa berpikir bahwa Tuhan adalah Tuhan yang maha pengasih, maha penyayang, cenderung menciptakan kepribadian yang lebih berempati. Kepribadian prososial membuat kegiatan sukarela menjadi lebih mudah dan lebih peka terhadap kesetaraan.

Dalam pesan ucapan selamatnya, perhatian khusus diberikan pada temuan penelitian yang mendukung gagasan bahwa memilih jalan cinta sebagai ekspresi agama berdampak positif pada kondisi mental dan emosional seseorang. Menurut Denny JA, ilmu pengetahuan, khususnya di bidang neuroscience, mendukung pandangan tersebut dengan bukti empiris.

Danny JA mengutip studi tahun 2019 oleh American Psychological Association yang menemukan 40% orang dewasa Amerika merasa kesepian. Temuan penelitian ini menyoroti perlunya hubungan pribadi dan sosial yang intim yang dapat dijembatani melalui ekspresi spiritual dan keagamaan.

Terlebih lagi, data Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2023 sangat mengejutkan dan menunjukkan bahwa jumlah kematian akibat bunuh diri lebih tinggi dibandingkan jumlah kematian akibat bencana alam, terorisme, dan perang. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan mental dan emosional menjadi semakin penting di zaman modern ini.

Paradoks peradaban modern yang dihadapi masyarakat global, yang menghadirkan tantangan baru terhadap kesejahteraan mental dan emosional, juga dikemukakan. Meskipun kemajuan teknologi komunikasi memungkinkan adanya lebih banyak koneksi virtual, banyak orang merasa terasing dari hubungan pribadi yang dekat.

“Hal ini menciptakan konflik antara konektivitas digital tanpa batas dan isolasi sosial.”

Konflik pertama adalah era revolusi teknologi komunikasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meskipun orang dapat berkomunikasi secara virtual kapan saja dan dari mana saja di dunia, ada individu yang menghindari hubungan pribadi yang dekat.

“Hal ini menciptakan paradoks bahwa banyak orang mengalami kekosongan dalam hubungan pribadi mereka, bahkan ketika komunikasi digital menjadi lebih kuat,” katanya.

Paradoks lainnya adalah pertumbuhan industri hiburan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan segalanya, bahkan hiburan, yang tersedia 24 jam sehari melalui ponsel pintar, semakin banyak orang yang merasa kesepian.

“Ada paradoks bahwa pertumbuhan industri hiburan tidak sejalan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan sosial.

Paradoks ketiga adalah kemakmuran ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meskipun kekayaan ekonomi dunia berada pada puncaknya, banyak orang menderita depresi dan tekanan hidup. Terdapat paradoks bahwa pembangunan ekonomi tidak sebanding dengan kesejahteraan mental dan emosional masyarakat.

“Ketiga paradoks ini menyoroti pentingnya spiritualitas dalam memenuhi kebutuhan manusia akan hubungan pribadi yang erat dan kesejahteraan emosional. Hal ini tercermin dalam meningkatnya minat terhadap praktik spiritual seperti yoga dan meditasi yang semakin populer di masyarakat yang terhubung secara digital saat ini.” dia berkata.

Data Global Health Institute pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa pasar global untuk kelas yoga dan meditasi bernilai sekitar $80 miliar atau Rp1.200 triliun. Fenomena ini menunjukkan bahwa di era modern yang penuh paradoks ini, praktik spiritual diupayakan untuk mengatasi tantangan terhadap kesejahteraan mental dan emosional.

“Hal ini menegaskan bahwa meskipun perkembangan teknologi dan ekonomi meningkat, kebutuhan akan keseimbangan spiritual dan emosional tetap menjadi aspek penting dalam kehidupan manusia.

Pidato tersebut mengutip semboyan jamaah Ahmadiyah “Cinta tanpa kebencian” dan menekankan pentingnya memilih jalan cinta sebagai ekspresi agama. Oleh karena itu, pidato pembukaan Danni JA sangat mencerminkan pentingnya spiritualitas, cinta dan hubungan antarmanusia dalam menghadapi tantangan peradaban modern.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *