Dewan Negara China Rilis Laporan Pelanggaran HAM Amerika

BEIJING – Biro Informasi Dewan Negara Tiongkok merilis dokumen “Laporan 2023 tentang Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat” pada Rabu lalu. Laporan tersebut menyebutkan bahwa situasi hak asasi manusia di AS semakin buruk.

Laporan tersebut mengatakan kekerasan bersenjata telah menjadi penyakit kronis yang sulit diobati dan pemerintah tidak berdaya untuk mencegahnya.

Menurut kantor berita Xinhua, Sabtu (1 Juni 2024), setidaknya terjadi 654 serangan senjata skala besar sepanjang tahun 2023. Kekerasan senjata menewaskan hampir 43.000 orang sepanjang tahun, rata-rata 117 orang per hari.

Laporan tersebut juga menuduh bahwa pemerintah AS telah menyalahgunakan kekuasaannya dengan membatasi kebebasan berpendapat dan mengendalikan privasi warga negara.

Pemerintah AS diduga menggunakan Pasal 702 Undang-Undang Pengawasan Intelijen Asing (FISA), yang antara lain digunakan untuk memantau komunikasi pengunjuk rasa anti-rasis.

Di universitas-universitas Amerika, jumlah guru yang dipecat atau dihukum karena pendapat atau pernyataan mereka mencapai rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir.

Tak hanya itu, laporan tersebut juga menyoroti tingginya jumlah warga Amerika yang terbunuh akibat kebrutalan polisi. Selama tahun 2023, polisi AS melakukan tindakan kekerasan yang menewaskan sedikitnya 1.247 orang, rata-rata minimal 3 orang per hari.

Selain itu, laporan tersebut menyatakan, Amerika pada dasarnya adalah “negara penjara” karena tingginya tingkat penahanan massal dan kerja paksa.

Laporan tersebut menyatakan bahwa populasi Amerika kurang dari 5 persen dari populasi dunia, namun tahanan di negara tersebut sebenarnya merupakan 25 persen dari tahanan dunia.

Menurut laporan tersebut, banyak tahanan di Amerika dipaksa bekerja dengan upah rendah atau tanpa bayaran untuk menghasilkan barang dan jasa bernilai miliaran dolar setiap tahunnya.

Selain itu, laporan dari Tiongkok menunjukkan bahwa etnis minoritas di AS menghadapi rasisme sistemik dan penyakit rasisme semakin meluas.

Orang Amerika keturunan Afrika tiga kali lebih mungkin dibunuh oleh polisi dibandingkan orang kulit putih.

Orang Amerika keturunan Afrika juga 4,5 kali lebih mungkin ditangkap polisi dibandingkan orang kulit putih.

Pada tahun lalu, hampir tiga perempat orang Amerika keturunan Tionghoa mengalami diskriminasi rasial, dan 55% orang Amerika keturunan Tionghoa khawatir akan kejahatan rasial atau pelecehan yang membahayakan keselamatan pribadi mereka.

Laporan Tiongkok menambahkan bahwa penduduk asli Amerika selalu hidup di bawah tekanan budaya dan keyakinan agama serta adat istiadat mereka dibatasi secara brutal.

Tidak hanya itu, laporan dari Tiongkok juga menyoroti kesenjangan ekonomi dan sosial yang parah di AS.

Di bawah pengaruh sistem yang mengeksploitasi masyarakat miskin dan mensubsidi masyarakat kaya, kesenjangan antara masyarakat miskin dan kaya di Amerika telah mencapai titik terburuk sejak Depresi Besar tahun 1929.

Jumlah tunawisma di AS akan mencapai lebih dari 650.000 pada tahun 2023, jumlah tertinggi sejak pengumpulan data dimulai pada tahun 2007.

Penyalahgunaan heroin dan obat-obatan terlarang lainnya masih meluas. Angka bunuh diri semakin meningkat.

Terakhir, laporan tersebut dengan jelas menyatakan bahwa AS telah lama melakukan hegemoni, unilateralisme, dan politik kekuasaan (machtpolitik), sehingga menimbulkan krisis kemanusiaan di mana-mana.

Sejak serangan 9/11, jumlah kematian sejak perang melawan teror di luar negeri berkisar antara 4,5 dan 4,7 juta.

AS memasok senjata ke zona konflik yang menyebabkan kematian warga sipil tak berdosa. Teluk Guantanamo, tempat terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang serius, masih beroperasi hingga saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *