DigiBridge Harumkan Asia di Geneva Challenge

krumlovwedding.com, JENEWA – Tim DigiBridge yang terdiri dari lima mahasiswa dari berbagai negara sukses mewakili Asia di Geneva Challenge 2024. Ajang tersebut merupakan kompetisi global yang diselenggarakan oleh Graduate Institute di Jenewa, Swiss.

Diselenggarakan sejak tahun 2014, tema kompetisi tahun ini adalah “Isu Pemberdayaan Pemuda” dan diikuti oleh 90 tim dari lebih dari 100 universitas di seluruh dunia.

Tim DigiBridge beranggotakan Alland Dharmawan (Indonesia, Group Leader; Yonsei University), Bunli Ek (Kamboja, Yonsei University), Julie Dioc (Prancis, Yonsei University), Nastassja Amling (Jerman, Yonsei University) dan Seonha Choi (Korea Selatan). , Universitas Nasional Seoul).

Alland mengatakan proyek yang diusulkan bertujuan untuk menutup kesenjangan literasi digital di kalangan generasi muda, terutama di daerah pedesaan. Salah satu ide utama tim, katanya, adalah mengembangkan kurikulum digital yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik, seperti e-commerce, pemasaran digital, dan keuangan. 

“Program pelatihan ini dirancang untuk memberikan keterampilan praktis terkait gaya hidup generasi muda di pedesaan, tidak seperti kelas TI tradisional, yang seringkali hanya berfokus pada fungsi dasar perangkat lunak,” jelas ketua tim DigiBridige, Alland Dharmavan, kepada The Republic, Senin ( 25/11/2024). 

Sebagai bagian dari proposal mereka, tim Allan menggunakan contoh seorang pemuda Kamboja yang bergantung pada toko kelontong. Saat pandemi COVID-19 melanda, ia kesulitan beradaptasi dengan penjualan online karena kurangnya literasi digital. Permasalahan seperti ini terjadi pada generasi muda di sebagian besar daerah pedesaan yang tidak memiliki akses terhadap pendidikan digital yang memadai.

“Kami yakin kurikulum ini tidak hanya akan membantu pemuda pedesaan meningkatkan keterampilan digitalnya, namun juga memberikan peluang bagi pembangunan ekonomi di era digital,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa proyek tersebut telah disetujui oleh pemerintah dan bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk menyediakan infrastruktur dan dukungan tambahan. 

Proses seleksi Geneva Challenge diawali dengan pengajuan proposal, dilanjutkan dengan evaluasi akademik dan panel seleksi yang terdiri dari tokoh-tokoh global seperti Michael Muller (mantan Sekretaris Jenderal Kantor PBB di Jenewa) dan Agi Veres (Direktur UNDP di Jenewa) ). ). Hanya satu tim dari setiap benua yang akan diundang untuk tinggal di Jenewa. 

Tim DigiBridge akan mempresentasikan proyeknya kepada juri pada akhir November 2024. Kompetisi ini tidak hanya mengevaluasi kelayakan proyek, tetapi juga dampak yang mungkin terjadi, reproduktifitas di negara lain, dan keberlanjutan jangka panjang. Geneva Challenge sebelumnya didukung oleh tokoh-tokoh global seperti mendiang Kofi Annan, yang percaya akan pentingnya pemberdayaan pemuda.

Visi utama DigiBridge adalah untuk meningkatkan literasi digital generasi muda di pedesaan dan berharap dapat memenangkan kompetisi ini serta membawa perubahan nyata dan abadi bagi generasi muda di seluruh dunia. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *