Dokter PPDS Perkosa Keluarga Pasien Diduga Punya Gangguan Seksual, Ini Kata Psikolog

Profesor Rose Mini Ages Rose Mini, Jakarta-Profesor Psikologi, Salim, menekankan pentingnya teks psikologis yang ketat untuk lembaga pendidikan untuk calon mahasiswa kedokteran. Ini menanggapi seorang dokter penduduk yang anestesi untuk pemerkosaan keluarga yang diduga pasien di RSHS Bandung.

Menurut laporan polisi, penulis memiliki gangguan seksual. “Sejak awal, harus ditemukan bahwa mahasiswa kedokteran memiliki gangguan seksual. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus melakukan pemeriksaan psikologis,” kata Rose ketika krumlovwedding.com dihubungi Kamis (10/10/2012).

Menurut Rose, tes psikologis dapat membantu mengenali potensi gangguan seksual atau perilaku calon dokter. Penilaian mawar, skrining ini bisa menjadi langkah pencegahan awal. “Pengamatan teks psikiatris, wawancara psikologis dan jejak di media sosial juga merupakan pertimbangan yang cukup besar. Ini penting untuk memastikan bahwa calon dokter tidak hanya cerdas spiritual, tetapi juga sehat secara mental dan emosional,” kata Rose.

Menurut Rose, siapa pun mungkin mengalami gangguan seksual, termasuk staf medis. Menurutnya, gangguan seksual juga tidak terkait dengan tingkat pendidikan. Oleh karena itu, ia meminta publik untuk selalu berhati -hati ketika berada di ruang publik, karena penulis gangguan seksual dapat berasal dari lingkaran apa pun.

“Faktanya, gangguan seksual atau gangguan seksual tidak terkait dengan status pendidikan tertentu. Oleh karena itu, dokter mungkin mengalaminya,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa hasrat seksual yang berbeda umumnya terlihat dalam bentuk benda, situasi, atau kegiatan tertentu. Fantasi dapat membuat dorongan kuat sampai penulis merasa dipaksa untuk bertindak.

“Untuk penulis, ketika dia mengikuti imajinasinya, dia mungkin memiliki kepuasan. Tapi dia menyebabkan trauma yang dalam dan menderita bagi korban,” kata Rose.

Sebagai informasi, siswa Priguna Anugrah Pratama (31) Anestesi Unestesia Unestesia (PPDS) siswa diduga memperkosa seorang wanita yang memiliki inisial FH (21 tahun) yang merupakan keluarga sakit RSHS Sadikin Bandung. Cara kejahatan yang dilakukan adalah dengan berpura -pura sampel darah korban untuk tujuan transfusi bagi ayah korban yang dirawat.

Setelah obat itu disuntikkan sampai korban tidak sadar, para penulis diduga diperkosa. Tindakan yang memburuk terjadi di lantai 7 gedung RSHS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *