Republik Jakarta. Ini dipindahkan oleh dokter anak yang lulus dari Jovita Olivia Spa di University of Diponegoro (UNDIP).
“Jika leukemia sebenarnya hampir semua penyakit genetik, tetapi terpapar pada lingkungan,” kata Dr. Jovita Olivia Spa pada hari Kamis (6/2/20).
Dokter yang berlatih di Rumah Sakit Bitong Hermina menjelaskan bahwa paparan yang berlebihan terhadap bahan kimia ini bisa dari tempat tinggal di lingkungan pabrik atau mendekati motor listrik. Jovita menjelaskan bahwa leukemia anak -anak biasanya mirip dengan orang dewasa, salah satunya adalah anemia. Ini juga dapat meningkat atau runtuh dengan tes darah seperti hemoglobin (Hb), sel darah putih dan trombosit.
“Jadi, dari tes darah, kita biasanya dapat menemukan foto sel darah yang membingungkan,” katanya.
Jovita juga mencatat bahwa gejala lain dari leukemia lain harus mengalami lebih dari dua minggu demam panjang. Menurut Jovita, ini tidak normal karena dapat menunjuk pada infeksi kronis yang masih diurus.
Selain itu, anak -anak dengan nafsu makan darurat tidak berpengaruh pada penambahan berat badan, pendarahan hidung, dan gusi pendarahan, dan penampilan hematoma atau memar adalah tanda Leukima. “Ada memar di leher, lengan atau kaki dan massa bisa (gejala leukemia),” katanya.
Sebelum Januari 2024, Menteri Kesehatan Gonadi Sadikine mengatakan dua jenis leukemia, termasuk limfoma dan leukemia, adalah kanker yang paling umum pada anak -anak di Indonesia. Menurut data Globokan pada tahun 2020, jumlah pasien kanker pada anak-anak (0-19 tahun) adalah 11156. Dari angka ini, leukemia dengan 3880 (34,8 %) datang pertama, sedangkan kanker limfatik sekitar 640 (5,7 %) dan kanker otak 637 (5,7 %).