krumlovwedding.com, JAKARTA – Salah satu anggota Holding BUMN Danareksa, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) berjanji menyelesaikan tugasnya melakukan restrukturisasi PT Primissima (Persero). Direktur PPA Teguh Wirahadikusumah mengatakan kinerja Primissima saat ini mengalami penurunan kinerja selama sepuluh tahun terakhir.
Teguh mengatakan, tren penurunan kinerja keuangan menyebabkan Primissima kesulitan memenuhi kebutuhan operasionalnya, seperti keterlambatan pembayaran gaji pekerja yang mana pekerja hanya menerima 20-30 persen gajinya. Intinya, kata Teguh, Primissima tidak bisa membayar upah dan listrik kepada pekerja mulai April 2024, sehingga menyebabkan terhentinya operasional perusahaan dan PHK terhadap 402 pekerja sejak Juni 2024.
Teguh mengatakan dalam keterangan tertulisnya: “Sebelum penghentian operasi, bisnis masih mengalami penurunan yang cukup signifikan, seperti terlihat pada laporan keuangan unaudited tahun 2023 yang mengalami rugi bersih sebesar Rp 21 miliar dan ekuitas negatif sebesar Rp 21 miliar. 17 tercatat miliaran Rp.” Jakarta. Kamis (24/10/2024).
Teguh mengatakan, situasi ini disebabkan oleh beratnya tantangan yang dihadapi industri TPT di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu indikatornya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan kinerja ekspor industri TPT Indonesia pada tahun 2023 mencapai 1,49 juta ton atau turun 2 persen dibandingkan tahun 2022.43 Menurun.
Teguh mengatakan hal tersebut seiring dengan nilai ekspor yang anjlok 14,78 persen menjadi sekitar 3,6 miliar dolar AS sehingga mencatatkan penurunan selama dua tahun berturut-turut, bahkan volume ekspor tahun 2023 merupakan yang terendah dalam sembilan tahun terakhir. Selain itu, lemahnya permintaan dalam negeri dan tingginya volume produk selundupan semakin melemahkan ketahanan industri TPT.
Di seluruh negeri.
Teguh melanjutkan, “Banyak faktor yang juga mempengaruhi keberlangsungan operasional Primissima, seperti inefisiensi operasional akibat mesin produksi yang sudah tua, serta rendahnya daya saing produk dalam menghadapi persaingan usaha dan penguasaan ekspor sektor TPT.”
Teguh mengatakan, hal ini diperparah dengan beban keuangan yang berat dan ketidakmampuan Primissima memenuhinya. PPA, lanjut Teguh, juga menyikapi permasalahan Primissima sebagai upaya restrukturisasi menyeluruh, antara lain peningkatan efisiensi operasional dan sumber daya manusia, penguatan manajemen, membantu stabilitas perusahaan, serta restrukturisasi tanggung jawab keuangan, manajemen dan dukungan keuangan
“Sebagai bagian dari efisiensi operasional dan sumber daya manusia, Primissima mengambil langkah strategis dengan merumahkan seluruh karyawannya, hal ini merupakan sebuah kelegaan bagi karyawan Primissima setelah puluhan tahun merugi,” kata Teguh.
Teguh mengatakan, PPA ini akan mencakup penyelesaian utang sekaligus restrukturisasi menyeluruh, termasuk bagi pegawai, melalui penyelesaian aset dan/atau masuknya investor strategis.