Dulu Terkendala Biaya, KIP Kuliah Wujudkan Mimpi Aby dan Tunjung Lolos IISMA

SURABAYA – Senyum tersungging di wajah Abi Rafdi Chaldun dan Tunjung Tri Fadila. Dua mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlanga (Unair) kebingungan soal biaya kuliahnya.

Kesulitan biaya kuliah mereka teratasi setelah mendapat program Kartu Indonesia Pintar Perguruan Tinggi (KIP) dari pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kendikbutritek).

Abi dan Tunjung bisa kuliah di universitas ternama yaitu Universitas Airlanga (Unair), dan keduanya mendapat penghargaan Indonesia International Student Mobility Award (IISMA) di Kanada dan Korea Selatan. pemerintah.

Dalam rangka peringatan 10 tahun Abi Unair menjadi dosen profesional, Abi berbicara pada Selasa (4/6/2024) tentang pantang menyerah dalam meraih cita-citanya untuk belajar di dalam dan luar kampus bergengsi tersebut.

Abi yang berasal dari Sumedang, Jawa Barat ini mengaku harus bekerja di kafe selama setahun setelah menyelesaikan sekolah. Karena tidak ada biaya.

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ulaym dan Kuku Rostin ini tak pernah berhenti bermimpi meski harus bekerja. Banyak informasi masuk KIP Kuliah atau tidak. Akhirnya saya coba dan apply ke fakultas vokasi D4 Manajemen Perhotelan Unair,” tuturnya.

Sebagai penerima Beasiswa KIP Kuliah yang biaya pendidikannya ditanggung oleh uang jajan, Abi tak membuang waktu untuk menuntut ilmu. Apalagi D4 Manajemen Perhotelan adalah cita-citanya.

Ia bisa belajar F&B (Food and Beverage) karena cita-citanya menjadi barista dan memiliki bisnis kopi. Ia aktif di berbagai kampus hingga menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Profesi pada tahun 2023.

Kegiatan organisasi ini membuahkan keberhasilan dalam seleksi Indonesia International Student Mobility Award (IISMA) di Kanada. Abby akan berhenti minum pil selama enam bulan ke depan pada akhir Agustus.

“Walaupun banyak pembatasan, namun mimpi tersebut tidak boleh dikubur dan terus dipupuk. Impian untuk kuliah atau merantau ke luar negeri tidak akan terwujud,” ujarnya.

Lahir di Sumedang, Kanada pada tahun 2002, beliau mempelajari ilmu perhotelan. Karena pendidikan online diperlukan di lyceum profesional untuk memperlancar proses pembelajaran.

Seperti Abi, Tunjung Tri Fadila dari Magetan juga merasakan hal yang sama. Tunjung pernah mengambil cuti dan tidak langsung kuliah karena keadaan keuangan.

Ia awalnya diterima di Unit Kesehatan Masyarakat Unair. Namun bisnis Jumadi milik ayahnya menurun saat pandemi dan ia meninggal sehingga ia mengundurkan diri sebagai mahasiswa di Unair. Titik Rahaiu tidak bersekolah selama setahun karena kendala keuangan karena ibunya tidak bekerja.

Di tahun keduanya, ia masuk program KIP Kuliah, mencoba transfer ke fakultas profesional yaitu D3 Bahasa Inggris. Ia berhasil melewati kuliah tanpa hambatan sebelum diterima di program IISMA di Universitas Hanyang Korea Selatan. “Hidup ini sungguh luar biasa. Nilai tidak menghentikan Anda untuk belajar dan mengejar impian Anda,” katanya.

Dekan Pendidikan Vokasi Prof. Dr. Anwar Maarauf menegaskan, tidak perlu khawatir, khususnya bagi mahasiswa yang tidak mempunyai sarana untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Lyceum Vokasi Unair. Karena ada banyak cara untuk masuk perguruan tinggi. Tidak hanya KIP College tetapi masih banyak beasiswa lainnya.

“Semua orang berhak belajar, jadi jangan khawatir, banyak kesempatan di sini,” ujarnya. Profesor Anwar juga merasa senang karena kini mahasiswa profesional Unair semakin bertambah dan mampu menunjukkan prestasinya. Dan ada pula yang bekerja meski belum tamat kuliah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *