krumlovwedding.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) menerbitkan penilaian khusus terhadap ekspor dan impor produk kopi. Itu antara Januari dan September 2024.
“Nah, khusus untuk penggemarnya cukup banyak, ini akan meningkatkan kesadaran,” kata Plt Kepala BPS Amalia Edinanggar Vidyasanthi saat jumpa pers di kantornya, Selasa (16/10/2024).
Amalia menjelaskan, pada Januari – September 2024, ekspor kopi Indonesia mencapai 342,33 ribu ton (dalam data pameran 342,44 ribu ton) atau 1,49 miliar dollar Amerika (AS) atau Rp 23,1 triliun. Sementara impor kopi relatif rendah yakni 67,65 ribu ton atau senilai 319,84 ribu dolar AS atau Rp 4,97 miliar.
“Ekspor dan impor kopi Indonesia didominasi oleh kopi Robusta yang tidak disangrai dan tidak mengandung kafein (HS 09011130) dengan volume ekspor 138,34 ribu ton atau pangsa 43,32 persen. 52,32 persen,” kata Pj BPS itu.
Negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia adalah Malaysia, Filipina (85 ribu ton), Amerika Serikat (31,73 ribu ton), dan Malaysia (32,33 ribu ton). Selain itu, negara utama pengimpor kopi adalah Indonesia, Vietnam (47,27 ribu ton), Brazil (13,04 ribu ton), Malaysia (1,84 ribu ton).
Sebelumnya BPS merilis informasi nilai ekspor Indonesia pada September 2024 sebesar US$22,08 miliar. Jumlah tersebut mengalami penurunan secara bulanan yaitu sebesar 5,80 persen dibandingkan Agustus 2024.
Nilai ekspor migas sebesar 1,17 miliar dollar AS atau turun 2,81% (dibandingkan Agustus 2024). Setelah itu, ekspor nonmigas juga mengalami penurunan sebesar 5,96% atau setara US$20,91 miliar.
“Pada September 2024, harga ekspor turun secara bulanan karena penurunan ekspor nonmigas, terutama tanaman nabati dan produk hewani (HS 15), bijih, terak, dan abu (HS 26). , Mesin listrik beserta perlengkapannya dan bagiannya (HS 85), kata Amalia
BPS juga membeberkan tren impor pada September 2024. Pada September 2024, total nilai impor dari Indonesia mencapai US$18,82 miliar, turun 8,91% dibandingkan Agustus 2024.
Berdasarkan informasi, volume impor migas mengalami penurunan sebesar 2,53 miliar dollar AS atau 4,53% secara bulanan. Impor non-migas juga turun pada bulan tersebut menjadi $16,30 miliar, atau 9,55 persen.
“Penurunan harga impor bulanan disebabkan oleh penurunan harga impor selain migas, serta penurunan harga impor migas. Pada September 2024, impor meningkat sebesar 8,55 persen, “ucap Amalia. dikatakan
BPS juga merilis data neraca perdagangan barang September 2024. Pada periode tersebut surplus US$3,26 miliar, naik US$0,48 miliar secara bulanan.
“Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 53 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Plt Direktur BPS Amalia Edinanggar Vidyasanti dalam siaran pers di kantornya di Jakarta, Selasa (15/10/2024). mengatakan pada konferensi tersebut.
Situasi ini lebih tinggi dibandingkan bulan lalu (Mon-to-Month/Mon-to-Mon). Namun, lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu (year-on-year/Y-O-Y).
Amalia menjelaskan surplus September 2024 ditopang oleh surplus produk nonmigas yakni US$4,62 miliar. Secara khusus, produk yang menyumbang surplus utama adalah bahan bakar fosil (HS 27), lemak dan minyak nabati (HS 15), serta baja (HS 72).