Emir Moeis Ajak Kader GPM Gelorakan Semangat Marhaenisme

JAKARTA – Ketua Umum Gerakan Pemuda Marchenist (GPM), Emir Moeis meminta kartu GPM dapat terus menggaungkan semangat Marchenisme dalam kehidupan bernegara dan berpemerintahan. Prinsip-prinsip Marchaenisme harus ditanamkan pada generasi muda khususnya generasi Z agar tidak bingung dan berlanjut ke generasi berikutnya.

Marchaenisme merupakan konsep yang dikembangkan oleh Soekarno. Dalam perkembangannya, kata Marchaen juga merujuk pada seluruh kelompok masyarakat kecil, termasuk petani dan pekerja, yang hidupnya tertindas oleh kelompok kaya dan berkuasa, yaitu kaum borjuis atau kapitalis. Marchaenisme ingin membebaskan rakyat jelata dari penindasan dan memperjuangkan keadilan sosial.

Emir Moeis mengatakan, gagasan Markhaenisme masih sangat relevan dengan keadaan saat ini karena permasalahan seperti disharmoni sosial masih ada dan oligarki mulai pulih. Menurutnya, tujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur masih jauh.

“Saat ini yang penting kita bisa menghidupkan kembali semangat Marchaenisme, patriotisme perempuan dan menegakkan sila Pancasila sebagai simbol kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di kalangan generasi muda. Menurut saya, banyak hal yang dilanggar. , khususnya dalam hal demokrasi dan Keadilan masyarakat harus menjadi contoh dan kompas untuk memperbaiki hal-hal yang kurang baik, kata Emir Moeis pada perayaan HUT ke-77 GPM di Gedung Gerakan Persatuan Nasionalis (GBN), Jakarta, Sabtu (1/6/2024). Turut hadir dalam perayaan lahirnya GPM adalah Dewan Pembina GPM William M Tutuarima dan mantan Wali Kota Bekasi Mochtar Mohammad.

Politisi senior PDI Perhuanga mengatakan, sebagian besar generasi muda di Indonesia hanya memahami siapa Soekarno secara fisik, bukan ajarannya. Menurutnya, generasi muda saat ini tidak sama dengan generasi tua yang bisa menganut budaya sosial dan demokrasi. Sudah waktunya untuk menekankan bahwa Marchenisme adalah anti kemiskinan, anti eksploitasi dan anti kapitalisme.

Emir Moeis mengatakan, kekecewaan terhadap oligarki mulai terlihat saat ini. Ini bisa menjadi dorongan besar bagi kami para Markhaens muda bahwa hal ini tidak lagi diperlukan. Namun di satu sisi, para Markhaenis muda harus sigap dan waspada dalam beberapa hal, seperti olah raga atau perubahan undang-undang melalui Mahkamah Agung (MK), dimana kepentingan tersebut bukan untuk pembangunan negara, melainkan mengarah pada pembangunan. kepentingan nepotisme.

“Karena jika terus dibiarkan maka akan berbahaya dan tidak sejalan dengan sila Pancasila.” Sebagai Marhaeni muda kita harus merespon dengan oposisi dan berjuang bersama sesuai dengan semangat revolusi kita,” kata Emir Moeis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *