Entaskan Kemiskinan, DPRD Jabar Minta Pemprov Tingkatkan Kolaborasi Multipihak

BANDUNG – Anggota DPRD Jawa Barat Haru Suandharu mendorong Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk mengentaskan kemiskinan di Jabar melalui program, kebijakan, dan anggaran.

Pimpinan anggota Panitia Khusus (Pansus) IV DPRD Jabar bersama Pemprov Jabar membahas rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) yang menjadi salah satu poin pembahasan mengenai penurunan angka kemiskinan menjadi 0 persen. .

Katanya: “Makanya Pemprov yang merupakan bagian dari pemerintah harus menanggung beban. Maklum, 20 tahun lagi kita tidak ingin masyarakat menjadi miskin lagi.

Terkait RPJMD, Haru mengatakan yang terpenting adalah turunan atau langkah kebijakan yang bisa menurunkan angka kemiskinan di Jabar hingga 0 persen.

Pak Haru juga menekankan pentingnya peran Pemprov Jabar dalam menghubungkan infrastruktur kota/kota di Jabar.

“Itulah peran paling penting dari pemerintah provinsi. Dia menegaskan, jika mereka dilepas ke kota atau kota yang memiliki daerah otonom di wilayah tersebut, banyak hal yang tidak bisa diselesaikan.

Pak Haru juga menyampaikan bahwa ada 3 bidang untuk mengurangi beban masyarakat miskin yaitu: persiapan pendidikan, kesehatan masyarakat dan transportasi.

Terkait pendidikan, Haru ingin akses terhadap seluruh pendidikan semakin mudah bagi masyarakat miskin. Begitu pula dengan bidang kesehatan, Haru ingin biaya kesehatan digratiskan bagi masyarakat miskin.

Artinya kemiskinan akan ada. Tapi kalau ada yang sakit, khususnya di Jabar, gratis sampai sehat. Ingat saja, itu mimpi saya, katanya.

Pada saat yang sama, Haru ingin memberikan harga transportasi yang tepat bagi masyarakat miskin.

“Transportasi murah ke semua kota, kota, jadi coba berorganisasi. Kita kerja sama, pusat, kabupaten, provinsi. Kita akan lakukan satu per satu, tidak harus sekaligus,” ucapnya.

Menurut Haru, kemiskinan salah satunya disebabkan oleh tingginya angka pengangguran di Jawa Barat. Oleh karena itu, Pemprov Jabar harus berupaya serius untuk menyiapkan lapangan kerja sebanyak-banyaknya.

Dalam pelaksanaannya, Pak Haru menyarankan agar Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan banyak pihak untuk mencapai tujuan pengentasan kemiskinan.

“Harus duduk bersama Disnaker, dengan Kadin, dengan API, jadi jangan berbuat apa-apa, duduk bersama. Kata Haru, Rabu (22/5/2024), “Kuncinya kerjasama semua pihak, kerja sosial. ,”.

Untuk upaya serius mengurangi pengangguran, Haru mengatakan ada tiga poin yang bisa dijadikan langkah Pemprov Jabar.

Yang pertama adalah meningkatkan investasi pada tenaga kerja. Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebaiknya fokus menggalakkan investasi padat karya karena diyakini akan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

“Kalau ada modal, tujuan investasi bisa tercapai, tapi penyerapan tenaga kerja tidak tercapai. Jadi memilih investasi padat karya merupakan strategi yang penting,” jelasnya.

Kedua, memperkuat sumber daya pariwisata. Haru menjelaskan, kawasan wisata ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, mulai dari tamasya, transportasi, dan juga makanan enak.

Ia menambahkan, “Jadi sektor pariwisata ini perlu kita promosikan agar Jabar menjadi tempat wisata dalam dan luar negeri.

Terakhir, peningkatan akses transportasi yang diyakininya dapat mempercepat perekonomian. Ia mencontohkan, transportasi yang baik menuju tempat-tempat wisata pasti akan meningkatkan jumlah pengunjung dan berdampak baik terhadap perekonomian masyarakat.

Katanya, “Jadi bukan tidak bisa membangun infrastruktur, tapi membangun infrastruktur yang bisa mendorong pemulihan ekonomi, terutama di perkotaan atau pedesaan.

Lebih lanjut Pak Haru menekankan agar pemerintah Jabar bersinergi dengan semua pihak untuk mengentaskan pengangguran sehingga dalam 20 tahun ke depan tercapai 0% kemiskinan di Jabar.

Di sisi lain, Haru juga angkat bicara mengenai ekonomi kreatif sebagai lapangan kerja. Kerja bagus untuk masyarakat.

Menurutnya, pesatnya perkembangan teknologi digital harus dimanfaatkan pemerintah untuk menciptakan peluang ekonomi baru.

“Jadi 40 lapangan kerja akan hilang, tapi akan tercipta 40 lapangan kerja baru. Karir baru termasuk pembuat konten, influencer, YouTuber, agen survei, pemasaran online, dan banyak lagi. “Ini berarti dunia sedang berubah,” jelasnya.

Dengan perubahan ini, pemerintah daerah tidak bisa hanya berdiam diri menunggu keputusan atau tindakan dari pemerintah federal.

“Saya kira karena dunia sudah berubah, anggaran APBD provinsi bertahap. Sehingga para petani nanti bisa menjual produknya karena bisa terkoneksi internet atau membangun desa wisata,” jelasnya.

Haru juga mendesak pemerintah menyediakan co-working space yang bisa dimanfaatkan generasi milenial untuk mengembangkan potensinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *