Republika.co.id, Jakarta -Universitas Paramadina, Wijayananto Samir, mendukung Anagata Nusantara (dan Antara) sebagai penyedia likuiditas di pasar ibukota Indonesia.
“Inisiatif dan perantara perlu didukung,” kata Wijayananto di Jakarta, 11/5/2025.
Wijayananto percaya bahwa transformasi pasar modal harus lebih didorong, mengingat bahwa segmen ini memiliki banyak potensi strategis.
“Pembayaran insentif, pengembangan tata kelola dan peraturan perlu diperbarui.” Katanya.
Dia menekankan bahwa pasar modal adalah jendela ekonomi Indonesia, dan setelah kami ingin melihat orang -orang dipamerkan, kami memasuki toko dan berbelanja.
Pasar modal sehat, Wijayo, investor akan bersemangat dan ekonomi sedang berlangsung.
“Pasar modal bukanlah mainan terkemuka, tetapi platform untuk menyebarkan kemakmuran di negara -negara negara. Kebanyakan orang menikmati berkah melalui dana pensiun, asuransi dan dana investasi untuk berinvestasi di pasar saham.” Katanya.
Sebelumnya, Ketua Komisaris Lembaga Jasa Keuangan (OJK) Mahandra Siregar mengatakan bahwa partainya berkoordinasi dengan BPI dan Antara dan mendorong kemungkinan lembaga layanan keuangan pemerintah untuk berinvestasi di pasar modal sebagai investor perusahaan.
Mahendra mengatakan bahwa gerakan ini akan menghasilkan hasil yang lebih konkret dan akan menghasilkan kemungkinan memperkuat sektor nyata yang lebih fleksibel. Pendalaman sektor keuangan juga dapat diikuti sesuai dengan yang ditargetkan.
“Apa yang ingin kami paksakan di masa depan adalah penguatan investasi domestik di pasar modal kami oleh investor perusahaan, termasuk lembaga layanan keuangan atau bom pemerintah.” Katanya.
Selain itu, Mahandra mengatakan bahwa OJK telah mengambil beberapa kebijakan.
Salah satunya adalah pembelian saham tanpa rapat umum pemegang saham (GM) dan keterbatasan persentase penolakan otomatis (ARB).