Gunung Semeru Erupsi, Lontarkan Abu Setinggi 1,5 Km di Puncak Kawah

LUMAJANG – Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya berupa erupsi abu. Sejak Sabtu (20/4/2024) pagi hingga siang tadi, Gunung Semeru naik dua kali.

Dari informasi yang dihimpun, Otoritas Pengelola Gunung Semeru (PGA) memantau keluarnya abu vulkanik pada Sabtu (20/04/2024) pukul 07:43 WIB. Dan ledakan kembali terlihat pada Sabtu pukul 17.41 WIB.

Liswanto, Pengurus PGA Semeru, mengatakan, letusan Gunung Semeru yang terlihat mengeluarkan abu vulkanik terjadi pada pukul 07.43 WIB. Abu vulkanik terlihat keluar dari puncak kawah pada ketinggian 800 meter dari puncak kawah.

“Awan abu besar berada 800 meter dari puncak kawah. Volume abu bergerak ke arah barat, sedangkan abu vulkanik tampak berwarna abu-abu hingga coklat, kata Liswanto.

Letusan ini juga terekam seismograf dengan magnitudo maksimum 22 mm dan durasi maksimum 132 detik. Arah abu vulkanik teramati ke arah barat dari gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Sementara itu, Sigit Rian Alfian, petinggi PGA Semeru, mengatakan ledakan terjadi pada Sabtu pukul 17.41 WIB. Ketinggian kolom abu terpantau mencapai 1.500 meter dari puncak kawah.

“Kolom abu teramati berwarna abu-abu dengan intensitas ke arah barat daya dan barat. Ledakan terekam di seismograf dengan magnitudo maksimum 22 mm dan durasi 110 detik, ujarnya.

Sebanyak 13 kali gempa atau erupsi terjadi pada hari Sabtu mulai pukul 00:00 WIB hingga 12:00 WIB. Rinciannya, terdapat 7 gempa bumi yang terjadi antara pukul 00:00 – 06:00 WIB dengan magnitudo 12-22 mm dan durasi gempa 70-113 detik.

Kemudian terjadi lima kali gempa atau gempa pada pukul 06.00 – 12.00 WIB dengan magnitudo 21-22 mm dan durasi gempa 75-125 detik. Selain itu, terjadi dua kali gempa pada pukul 06:00 – 12:00 WIB dengan magnitudo 5 mm dan durasi gempa 60 detik.

“Terjadi satu kali gempa harmonik magnitudo 7 mm dan gempa susulan 125 detik serta gempa tektonik jauh 9 mm, S-P 20 detik dan gempa susulan 45 detik,” ujarnya.

Hingga Sabtu malam, gunung berapi tersebut dikatakan sangat terlihat, tertutup kabut 0-II. Namun tidak ada asap yang terlihat dari kawah, saat angin sepoi-sepoi bertiup ke arah barat. Intinya kondisi Gunung Semeru berada pada level III atau waspada, ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat tidak melakukan pekerjaan apa pun di kawasan tenggara sepanjang Besuk Kobokan yang berjarak 13 kilometer dari puncak (tengah). Setelah jarak tersebut, masyarakat tidak boleh beraktivitas di radius 500 meter dari tepian sungai atau sempadan Besuk Kobokan, karena kemungkinan akan terpengaruh panasnya awan dan aliran derasnya aliran hingga 17 km dari puncak.

“Masyarakat diimbau tidak melakukan perjalanan dalam jarak lima kilometer dari kawah atau gunung berapi Semeru, karena berbahaya jika melempar batu panas,” ujarnya.

Pihaknya juga ingin mengetahui kemungkinan terjadinya awan badai (APG) dan suhu air serta debit air pada aliran atau lembah di Gunung Semeru. Apalagi dengan adanya Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat, serta kemungkinan ditemukannya lahar di sungai-sungai kecil sepanjang pesisir Besuk Kobokan, ujarnya.

Sebagai referensi, Gunung Semeru merupakan gunung yang tingginya 3.676 meter di atas permukaan laut. Tempatnya terletak di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Pada Kamis (18/4/2024) malam, hujan deras mengguyur Gunung Semera hingga menyebabkan air dingin meluap. Akibatnya, dua jenazah warga Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang ditemukan terendam sungai.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, sekitar 200 orang telah mengungsi ke rumah saudara, keluarga, dan tetangganya. Mereka yang mengungsi adalah penghuni sungai yang mengalir melalui dinginnya gunung Semeru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *