Guru Banyak Terjerat Pinjol, DPR: Salah Satu Indikator Rentannya Kualitas Pendidikan Nasional

Jakarta – Guru merupakan kelompok profesi utama yang menjadi korban pinjaman online (pinjol). Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuktikan permasalahan kesejahteraan masih menjadi tantangan utama yang harus dihadapi para pahlawan tanpa tanda jasa

“Data OJK menunjukkan guru merupakan kelompok yang paling banyak terlibat dalam peminjaman online. Dan hal ini menjadi indikasi betapa dunia pendidikan di Indonesia masih menghadapi permasalahan serius dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari Tidak mungkin membayangkan peningkatan kualitas siswa,” ujarnya.

OJK baru-baru ini merilis 8 kelompok masyarakat yang paling banyak terlibat dalam pinjaman online. Guru menduduki peringkat pertama dengan persentase 42%, PHK 21%, dan ibu rumah tangga 17%, kemudian pekerja 9%, pedagang 4%, dan pelajar 3%, sisanya 2 persen adalah penata rambut dan ojek online masing-masing 1

Huda menjelaskan, kesejahteraan guru di Indonesia masih menjadi tragedi yang tiada akhir. Sebagian besar guru di Indonesia masih berstatus honorer dengan gaji yang cukup memprihatinkan.

“Situasi ini hampir berkaitan dengan kualitas pembelajaran. Karena perhatian guru akan terbagi. Satu pihak harus mengajar Dan pihak lain harus berupaya memenuhi kebutuhan dasar,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, pada tahun ajaran 2022/2023, jumlah guru di Indonesia mencapai 3,37 juta orang, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). “Ini tersebar di sekitar 399.376 unit sekolah di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Huda mengatakan pemerintah telah melakukan upaya serius untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Salah satunya adalah proyek konversi satu juta guru honorer menjadi pegawai kontrak pemerintah (PPPK). Namun upaya ini relatif lambat. Hampir empat tahun dalam pembuatannya Program ini belum selesai.

“Pengangkatan satu juta guru ke PPPK merupakan langkah mendesak dalam menyelesaikan permasalahan kesejahteraan guru yang belum terselesaikan selama puluhan tahun. Namun kenyataannya Solusi mendesak ini belum sepenuhnya efektif. Karena saat ini gurunya ada ratusan. “Terdiri dari ribuan guru yang tidak ditugaskan di PPPK,” ujarnya.

Buruknya koordinasi antar kementerian/lembaga (K/L), lanjut Huda, menjadi kendala besar dalam penyelesaian Program Sejuta Guru Honorer PPPK. Permasalahan ini pada gilirannya menghambat proses penetapan, pendaftaran, seleksi, wisuda, pengangkatan, dan pengangkatan guru honorer sebagai anggota PDRC.

Oleh karena itu, wajar jika 740.000 guru honorer diklaim lolos seleksi PPPK dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Teknologi, namun tidak semuanya mendapat surat keputusan (SC) pengangkatan dari Kementerian Administrasi. Reformasi pegawai negeri,” ujarnya.

Politisi PKB ini berharap seluruh pemangku kepentingan pendidikan menjadikan kesejahteraan guru sebagai isu bersama. Kesejahteraan guru merupakan kunci bagi pengembangan sistem pendidikan secara keseluruhan.

“Untuk sekarang Perbaikan sistem pendidikan kita tampak parsial dan stagnan. Sebab permasalahan utamanya adalah kesejahteraan guru belum menjadi prioritas utama. “Menurut kami Jika guru tidak sejahtera Perubahan kurikulum Memperbaiki infrastruktur sekolah Dan mengganti seragam sekolah tidak terlalu penting,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *