Hacker Serang PDN, Pakar ITS Ungkap Ancaman Selanjutnya bagi Masyarakat Luas

Surabaya – Ransomware menyerang Pusat Data Nasional (PDN) hingga melumpuhkan banyak layanan publik. Pakar keamanan siber ITS pun telah menyikapi permasalahan ini.

Rid Rahman Hariadi, pakar keamanan siber di Institute of Smart Cities and Cybersecurity di September Institute of Technology (ITS), mengatakan serangan ransomware ini tidak hanya mengancam organisasi besar, tetapi juga menimbulkan ancaman serius bagi masyarakat secara keseluruhan. mempunyai dampak.

Baca Juga: Data PDN Dienkripsi Ransomware, Tak Ada Cadangan, DPR: Bodoh!

Menurut pemateri dari Departemen Teknologi Informasi ITS, ancamannya antara lain potensi hilangnya data pribadi seperti foto, dokumen, dan informasi keuangan yang terinfeksi ransomware.

Selain itu, penyerang dapat mencuri data sensitif dan mengancam akan mempublikasikan atau menjualnya jika uang tebusan tidak dibayarkan, yang dapat menyebabkan pelanggaran data pribadi yang berisiko tinggi, tambahnya.

Baca juga: Hanya 2 Persen Data PDNS yang Dibackup, Kata Menkominfo: Backup Data Itu Opsional

Menurut Ridho, pembobolan data tersebut juga memungkinkan pelaku melakukan serangan terhadap akun media sosial, rekening bank, dan akun pribadi lainnya guna menyasar kepentingan khusus.

Tidak hanya itu, serangan ransomware terhadap infrastruktur penting juga dapat mengganggu layanan penting seperti layanan kesehatan dan transportasi. Hal ini tentunya akan menimbulkan ketidaknyamanan dan potensi bahaya bagi masyarakat, ujarnya melalui siaran pers, Jumat (28 Juni 2024).

Ransomware adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk mengenkripsi data dalam sistem atau perangkat dan mencegah pemiliknya mengakses data tersebut.

Baca juga: Bisakah penyerang ransomware PDNS 2 membuka data terenkripsi dan menjualnya di web gelap?

Setelah data berhasil dienkripsi, penyerang menampilkan pesan tebusan yang meminta pembayaran dalam bentuk mata uang kripto atau cryptocurrency seperti Bitcoin.

“Tebusan ini dianggap sebagai hadiah untuk memulihkan akses ke data terenkripsi,” katanya.

Ia menekankan pentingnya mengambil langkah mitigasi dalam menghadapi berbagai serangan siber guna mencegah serangan individu terhadap masyarakat.

Pertama, penting bagi semua organisasi dan individu untuk mencadangkan data mereka secara rutin dan menyimpannya di lokasi terpisah. Pembaruan perangkat lunak secara rutin juga penting untuk menutup celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh ransomware, phishing, dan serangan siber lainnya.

Baca juga: BSSN prediksi serangan virus ransomware pada tahun 2023 dan seterusnya

Pak Lido menekankan pentingnya peran lembaga pendidikan, khususnya kampus, dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan keamanan siber. Tindakan pencegahan lainnya termasuk mendidik masyarakat dan karyawan tentang praktik keamanan siber yang baik, menggunakan perangkat lunak keamanan yang dapat mendeteksi dan memblokir ransomware, dan mengisolasi jaringan yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Lido juga menyarankan agar pemerintah memperkuat kerja sama dengan lembaga pendidikan dan penelitian untuk mengembangkan solusi teknologi yang lebih maju dalam mendeteksi dan merespons serangan siber.

“Kampus seperti ITS mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk mengedukasi generasi muda mengenai pentingnya keamanan siber. Melalui program pelatihan, seminar dan penelitian, kita dapat memperkuat ketahanan siber bangsa,” pungkas Ta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *