Hasil Autopsi Bocah 7 Tahun di Sukabumi Tewas saat Bermain, Ada Luka Leher dan Lubang Anus

SUKABUMI – Usai menggali kuburan bocah 7 tahun yang ditemukan tewas di teras taman warga sekitar, dokter forensik mengungkap penyebab kematian korban.

Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan ahli forensik Rumah Sakit Umum Daerah R. Syamsudin (RSUD) Kota Sukabumi, ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Di bagian leher, yang diyakini menjadi penyebab kematian.

Ahli Patologi Forensik RSUD R Syamsudin SH Sukabumi dr Nurul Aida Fatia mengatakan, luka di leher korban cukup menyebabkan kematian. Artinya, bila terjadi kekerasan di leher, maka jalan napas bisa tersumbat.

“Kalau menghalangi jalan napas berarti kematian karena kekurangan oksigen atau mati lemas,” kata dr Aida saat ditemui di kamar mayat RSUD R Syamsudin SH Sukabumi (5 Januari 2024).

Saat autopsi, tim forensik juga menemukan adanya luka di bagian anus atau anus, lanjut dr Aida. Hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan sampel mencurigakan.

Oleh karena itu, kalau dilihat dengan mata kepala, luka bolong itu hanya terlihat dengan terkelupasnya lapisan epidermis saja, seperti tergores, tapi kondisinya sudah hancur, jadi kalau ada orang yang hidup di sana, tidak akan begitu. yang jelas bakalan macam-macam darahnya,” kata dr Aida.

Selain itu, dr Aida mengirimkan sampel otopsi ke laboratorium, dan hasil mikroskopis menunjukkan tanda-tanda trauma. Apalagi saat jenazah digali, jenazah korban sudah membusuk karena sudah seminggu dikuburkan.

“Jadi saat itu saya ambil sampel ototnya, itu memang cedera, jadi tidak terlihat dari luar. Kata dr Aida, “Saya tidak tahu seberapa parah cederanya, yang jelas ada. ada tanda-tanda pelecehan di leher.

Pengacara Aida melanjutkan, proses yang terjadi pada korban ini bisa saja berupa luka, meski belum bisa dipastikan penyebabnya, namun jika tidak ada gesekan atau lebam pada permukaan kulit, hal tersebut dapat dipastikan dengan cara diratakan.

Saat ditanya apakah anak tersebut korban pedofil atau korban pencabulan, dr Aida mengatakan, memang benar ditemukan penganiayaan di lubang pelepasan, namun tidak ditemukan apa pun di area kemaluan korban.

Saat autopsi, tim forensik memeriksa bagian jantung, paru-paru, kepala, leher, dan otot leher, serta membumbui area kulit tempat lubang pelepasan.

Sebelumnya, pada pagi hari tanggal 17/3/2024, seorang bocah lelaki berusia 7 tahun berinisial nama belakang ditemukan tewas di taman kanak-kanak warga. Korban sebelumnya sempat pamit kepada neneknya untuk bermain pada Sabtu (16/3/2024) pagi.

Nenek korban, Mimin, mengatakan, biasanya cucunya pulang sebelum berbuka puasa. Namun pada hari Sabtu, dia TIDAK pulang sampai larut malam.

Mimin dan warga mencari M.A hingga larut malam, namun tidak menemukannya. Minggu pagi pencarian dimulai kembali dan akhirnya MA tidak ditemukan tewas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *