HET Beras Susah Turun, Dirut Bulog: Kecuali Ada Keadaan Luar Biasa

KARWANG – General Manager Peram Bulog Bayu Krishnamurthy menilai sulit untuk kembali menurunkan harga eceran tertinggi (HET) beras kecuali ada situasi luar biasa atau panen raya. Pernyataan Bayu itu menanggapi rencana pemerintah mempermanenkan HET beras melalui aturan baru.

“Ya biasanya susah, sekali naik susah turun, kecuali ada keadaan luar biasa yang panennya luar biasa tinggi, luar biasa tinggi,” kata Direktur Bulog Bayu saat dihubungi saat berkunjung ke Karwang. . , Jawa Barat, Senin (20/05/2024).

Namun, Bayu meyakini HET beras bisa turun lagi jika stok beras melimpah sehingga menghasilkan hasil yang sangat tinggi. “Kemudian supply dan demand bisa dipertahankan atau seimbang sehingga tekanannya berkurang,” jelasnya.

“Tetapi dalam situasi saat ini, kalau melihat data BPS dan Bapanas bulan Juli saja, beras kita cukup, jadi saya kira akan sulit untuk turun,” ujarnya.

Kepala Badan Pangan Nasional (BAPNAS) Arif Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya masih berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga (K/L) untuk menghasilkan aturan baru guna menurunkan HET beras. Oleh karena itu, HET Beras saat ini mengacu pada surat Bapanas tentang relaksasi HET Beras hingga 31 Mei 2024.

“Ada proses komunikasi antar K/L (perumusan aturan). Surat relaksasi sampai 31 Mei 2024 (HET beras saat ini berlaku),” kata Arief.

Dia sendiri belum bisa memastikan kapan peraturan baru tersebut akan diterbitkan karena masih dalam tahap penyusunan. Namun ada kemungkinan pemerintah akan menaikkan HET beras atau membiarkannya pada harga saat ini.

Sebelumnya, Badan telah menerbitkan surat Nomor 142/TS/02.02/K/4/2024 tentang penetapan SPHP beras tahun 2024. Surat tersebut memuat kenaikan HET beras produksi Peram Bulog mulai 1 Mei tahun ini, khusus padi. Digunakan dalam Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar.

Sejak dasar hukum tersebut, HET beras subsidi pemerintah meningkat dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram (kg). Harga berlaku untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi.

Selanjutnya, HET beras Bulog di Pulau Sumatera (kecuali Lampung dan Sumsel), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kalimantan naik dari Rp 11.300 menjadi Rp 13.100. Selanjutnya HET beras Maluku dan Papua naik menjadi Rp11.800 dari sebelumnya Rp13.500.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *