Hujan Lebat Masih Turun di Jabodetabek, BMKG Ungkap Pemicunya

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan lebih dari 100 mm turun di wilayah Jabodetabek pada Jumat (24/5/2024). Kemang, Bogor 155 mm, Bogor Barat 146,6 mm, Dramaga 123,8 mm, Leuviliang 118,2 mm, dan Cisarua 108,0 mm menerima curah hujan lebih dari 100 mm.

Wakil Meteorologi Guswanto menjelaskan, faktor penyebab hujan dengan intensitas tinggi tersebut adalah aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) di Kuadran 3 (Samudera Hindia), aktifnya gelombang Rossby khatulistiwa di sekitar Samudera Hindia Bagian Barat, Sumatera Barat dan Banten serta pesisir selatan Jawa Barat. . .

Tidak hanya itu, akumulasi angin di Sumatera bagian selatan di Samudera Hindia, suhu laut yang hangat di perairan sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa, ketidakstabilan atmosfer yang tinggi, dan adveksi dingin yang terpantau. Selatan. Guswanto dalam keterangannya, Sabtu (25/5/2024) mengatakan hal itu akan membawa kelembapan di Pulau Jawa. Tingginya kadar air tersebut cukup stabil di wilayah Pulau Jawa.

Sebelumnya, BMKG merilis prakiraan musim kemarau 2024 dan menjelaskan sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau pada Mei hingga Agustus 2024. Namun, Guswanto mengingatkan masyarakat bahwa hujan bisa saja mendung. akan meningkat dan curah hujan akan meningkat secara signifikan di beberapa wilayah Indonesia.

Meski intensitas hujan di wilayah Zhabodetabek diperkirakan akan menurun dalam beberapa hari mendatang, namun kita tetap perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan disertai petir/angin kencang di wilayah Zhabodetabek pada minggu depan, ujarnya. .

Di sisi lain, BMKG mengidentifikasi kemungkinan peningkatan curah hujan signifikan di beberapa wilayah dalam sepekan mendatang. Kondisi atmosfer dinamis yang dapat menyebabkan peningkatan curah hujan antara lain Siklon Tropis Seed 99B di Teluk Benggala sebelah timur India dan Siklon Tropis Seed 93W di perairan Masbate sekitar Filipina Tengah.

“Efek gabungan dari fenomena-fenomena tersebut diperkirakan berpotensi terjadinya hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang. Situasi ini akan berlangsung di sebagian wilayah Indonesia hingga 31 Mei 2024,” kata Guswanto.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Meteorologi Umum Andri Ramdhani menambahkan, pada 25-31 Mei 2024, hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di sebagian wilayah Sumatera, sebagian Jawa Barat, dan sebagian besar wilayah. kalimantan. Sulawesi,Maluku,Maluku Utara dan sebagian besar Papua. Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di daerah dengan topografi terjal/bergunung/berbatu harus waspada dan menjauhi perbukitan yang rawan longsor.

Potensi dampak cuaca ekstrem antara lain banjir, banjir bandang, aliran lahar tadah hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang, jelasnya.

Terakhir, Andri meminta masyarakat mengakses aplikasi InfoBMKG untuk mendapatkan informasi akurat dan informasi perubahan cuaca setiap saat di setiap kecamatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *