Ikan Buntal Terkenal Beracun, Bisakah Dikonsumsi?

krumlovwedding.coma.co.id, Jakarta -Kasus keracunan ikan adalah salah satu produk perikanan yang berbahaya. Dalam kondisi parah, keracunan ikan ini dapat menyebabkan kematian korban.

Oleh karena itu, pemrosesan yang tepat diperlukan untuk mencegah risiko keracunan ikan. FPK Airlangga University, instruktur pemrosesan Eka Saputra, kata ikan daging yang mengandung racun tetra beracun (TTX) adalah salah satu racun yang paling berbahaya. Racun ini terletak di hati, ovarium, usus dan kulit daging. Namun, dalam beberapa kasus, jika tidak diproses dengan benar, daging juga dapat mengandung empat racun.

Eka mengatakan keahlian khusus diperlukan untuk memproses ikan Bangta sehingga ikan dapat habis dengan aman. Hal ini disebabkan oleh sifat empat racun beracun yang tidak dihancurkan oleh panas atau proses memasak biasa. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan dan sertifikasi khusus untuk memiliki ikan daging seperti Jepang.

“Ajari praktisi ikan yang Bant untuk mengidentifikasi situs -situs beracun dan mencegah kontaminasi silang. Kesalahan kecil dapat menyebabkan transfer racun dari organ ke ikan. Kemudian ada izin khusus, restoran, atau fasilitas dengan izin khusus yang menyediakan izin khusus untuk ikan tumor.”

Jika seseorang terpapar racun TTX, gejala awal yang tampaknya biasanya ditandai dengan mati rasa bibir selama 20 menit hingga tiga jam setelah konsumsi. Kemudian lanjutkan muntah, mual dan kelumpuhan otot.

“Efek kelumpuhan otot dapat menyebabkan dispnea sampai tekanan darah dapat dikurangi,” Eka menjelaskan.

Setelah risiko racun, ikan Bonta memiliki kandungan nutrisi yang baik. Antara lain, mengandung protein tinggi dan kandungan rendah lemak, membuatnya cocok untuk kesehatan jantung. Selain itu, vitamin dan mineral juga digunakan sebagai nutrisi.

Tetapi Eka menekankan bahwa manfaat ini hanya dapat dicapai jika para ahli bersertifikat berurusan dengan ikan roti. Jika pengobatan tidak benar, risiko keracunan tetap tinggi.

“Jadi, di Jepang, konsumsi daging dan ikan lebih dari sekadar diet. Ini adalah tradisi yang menggabungkan hal -hal penting dengan rasa, keahlian memasak, dan keberanian terkontrol,” kata Eka.

Dia mengingatkan orang untuk lebih berhati -hati dan memahami sifat -sifat bahan baku. Dengan memahami atribut -atribut ini, mudah untuk belajar bagaimana menangani penanganan yang tepat dan aman.

“Untuk menghindari risiko keracunan, masyarakat perlu memahami jumlah penangkapan ikan dalam predator. Bahkan jika itu tidak menanganinya dengan benar, bahkan jika mereka memiliki manfaat besar bagi tubuh, itu bisa berbahaya.”

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *