IMF: Fragmentasi Ekonomi AS-China Rugikan Pertumbuhan Global

JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan meningkatnya perpecahan di blok ekonomi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di Barat dan Tiongkok mengancam kerja sama perdagangan dan pertumbuhan global secara keseluruhan.

Wakil Direktur Pelaksana IMF Geeta Gopinath mengatakan peristiwa seperti pandemi dan konflik Ukraina telah mengganggu perdagangan global dengan cara yang belum pernah terjadi sejak berakhirnya Perang Dingin. Menurut Gopinath, dampak fragmentasi ekonomi diperkirakan akan jauh lebih besar dibandingkan saat Perang Dingin karena ketergantungan ekonomi global yang lebih besar pada perdagangan.

IMF memperkirakan kerugian ekonomi terhadap PDB global bisa mencapai 7% jika terjadi fragmentasi ekstrem. Kalau sepi, efeknya mungkin hanya 0,2%. Dalam kesimpulannya, IMF mengatakan negara-negara berpendapatan rendah kemungkinan besar akan terkena dampak paling parah akibat meningkatnya ketergantungan pada impor pertanian dan investasi asing dari negara-negara maju.

“Negara-negara di dunia semakin dipandu oleh masalah ekonomi dan keamanan nasional ketika memutuskan dengan siapa akan berdagang dan berinvestasi,” kata Gopinath, seperti dilansir Russia Today, Kamis (5/9/2024).

Dia menambahkan bahwa hal ini mengakibatkan negara-negara terpaksa memilih memihak antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun memperkuat ketahanan ekonomi tidak selalu buruk, katanya, tren fragmentasi berisiko menimbulkan pergeseran dari sistem perdagangan global berbasis aturan dan pembalikan manfaat integrasi ekonomi secara signifikan.

Hubungan perdagangan antara AS dan Tiongkok telah memburuk secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan kedua belah pihak saling menuduh melakukan eskalasi. Washington telah memperketat pembatasan perdagangan terhadap Tiongkok, dengan alasan kekhawatiran keamanan nasional.

Sementara itu, Beijing, yang dengan tegas membantah tuduhan tersebut, juga mengkritik AS karena mencampuri urusan dalam negerinya, khususnya terkait penjualan senjata ke Taiwan.

Menurut IMF, meningkatnya ketegangan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tercermin secara global, dengan lebih dari 3.000 sanksi perdagangan diberlakukan oleh negara-negara di seluruh dunia pada tahun 2022 dan 2023, lebih dari tiga kali lipat dibandingkan tahun 2019.

Data IMF menunjukkan pangsa impor Tiongkok ke AS turun 8 persen antara tahun 2017 dan 2023. Sementara itu, pangsa ekspor AS ke Tiongkok turun hampir 4 persen pada periode yang sama.

Perdagangan antar kelompok negara yang terkait dengan Tiongkok atau Amerika Serikat juga terkena dampak negatif. Blok AS sebagian besar mencakup Uni Eropa, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, sementara negara-negara yang condong ke Tiongkok meliputi Rusia, Eritrea, Mali, Nikaragua, dan Suriah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *