Indopol: Kepuasan Kinerja Khofifah Tinggi, Tapi Elektabilitasnya Masih Bisa Dikalahkan

Surabaya – Menjelang Pemilihan Pimpinan Daerah (Palakada) Provinsi Jawa Timur 2024, gerakan politik bergerak pesat. Salah satu fokus utamanya adalah keputusan Partai Golkar yang mengusung Khifa Ander Provensa dan Emil Dardak sebagai calon gubernur dan wakil gubernur. Ketua Umum Partai Golkar Erlanga Hararto mengatakan pasangan tersebut akan didukung oleh partai-partai yang tergabung dalam koalisi Indonesia Progresif.

Di sisi lain, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) semakin menguat dan Kayai Marzouki terus-menerus menunjuk tandingannya. PKB sebagai pemenang pemilu Jawa Timur 2024 dengan perolehan 27 kursi DPRD provinsi menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan pada Pilgub 2024.

Bagaimana peluang Khifa Inder-Provence di Pilgub 2024? Berdasarkan survei Indopol dan survei konsultasi, tingkat persetujuan Khafifa sebesar 28,17 persen menunjukkan posisinya sebagai petahana rentan. Sesuai prediksi PKB, lanjut sosok Kai Marzuki, basis budaya di Jatim, khususnya di kalangan NU, tidak perlu diragukan lagi, kata Presiden Indopol Jatim Fuzin Ahmad.

Fuzin juga mengatakan, jika Kai Marzuki dipasangkan dengan kader PDI Perjuangan seperti Resma atau Iri Kahadi, maka akan menjadi ancaman serius bagi pasangan yang sudah ada. “Kayai Marzuki sebagai tokoh masyarakat atau ulama memiliki modal politik yang kuat di Jatim,” imbuhnya. Sosok yang berlatar belakang sebagai publik figur atau ulama ini merupakan dambaan masyarakat Jawa Timur dengan persentase 11,59%, terbesar kedua setelah calon saat ini (33,41%).

Meski kinerja Khafifa sebagai gubernur mendapat pujian positif dengan tingkat kepuasan 87,2%, namun hal itu tidak sesuai dengan pemilihannya. “Masyarakat awam di Jatim mungkin mengucapkan terima kasih kepada Khaifa atas pengabdiannya, namun kepercayaan untuk satu periode lagi masih belum ada,” kata Fozen.

Dalam kaitan ini, gerakan komunikasi politik yang lembut dengan berbagai partai politik menjadi penting. Jika Khafifa mampu mendapatkan dukungan dari partai-partai besar, maka kemenangannya bisa dijamin menjelang pemilu 17 November 2024, namun jika dukungan semua partai dimonopoli oleh Khafifa, kemungkinan munculnya calon tunggal menjadi kenyataan. . Meskipun sah, hal ini bukanlah praktik demokrasi yang ideal.

Masyarakat Jatim berharap partai politik bisa memberikan pilihan pemimpin yang cocok dan memimpin Jatim pada Pilgub 2024,” pungkas Fuzin. .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *