Info Kesehatan Banyak Beredar di Medsos, Orang Tua Diimbau Jangan Telan ‘Mentah-Mentah’

krumlovwedding.com, JAKARTA — Di era digital yang serba cepat ini, informasi kesehatan mudah diperoleh melalui berbagai platform. Sayangnya, tidak semua informasi yang disebarluaskan akurat dan dapat diandalkan.

Banyaknya berita bohong dan misinformasi yang tersebar mengenai kesehatan sehingga membingungkan para orang tua untuk menentukan langkah terbaik bagi kesehatan anaknya. Nucha Bachri, pendiri komunitas ParentTalk, mengatakan orang tua perlu serius menyaring informasi kesehatan agar bisa mendapatkan bantuan ahli dalam mengidentifikasi mana yang palsu dan mana yang fakta.

“Penting sekali bagi kita para orang tua untuk mempunyai pendapat yang kritis, apa yang dikatakan oleh tokoh masyarakat atau bahkan mungkin para ahli, sebaiknya dipikirkan, bagian dari keahliannya itu siapa, apakah benar seperti, seseorang Apakah itu artikel atau majalah , perlu dicek dulu,” kata Nucha pada diskusi pencegahan pneumonia menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Senin (18/11/2024).

Nucha mengatakan, membanjirnya informasi di internet dan jejaring sosial serta semakin banyaknya ahli atau dokter yang ditunjuk untuk melakukan sosialisasi pendidikan terkadang membingungkan orang tua dalam menentukan pilihan yang tepat. Selain itu, pesan yang beredar melalui aplikasi pesan instan atau grup keluarga juga dapat membingungkan orang tua dalam menyaring informasi. Faktanya, kehadiran media sosial dan keberadaan komunitas parenting berperan dalam pengambilan keputusan, khususnya terkait kesehatan, bagi orang tua yang sebagian besar menggunakan internet, seperti generasi Milenial dan Gen Z. .

“Itu salah satu media yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan keluarga tentang pilihan vaksin, dll. Jadi ada pengaruh teman dan masyarakat, saling mengingatkan, misalnya tentang vaksin,” ujarnya tentang atau misalnya ilmu kesehatan.”

Media sosial juga dapat menjadi jembatan atau mediator antara pakar dan masyarakat untuk menjelaskan informasi kesehatan dengan bahasa yang sederhana agar lebih mudah dipahami, kata Nucha. Orang tua harus memiliki filter sendiri untuk setiap informasi yang mereka terima karena tidak semua informasi benar-benar diverifikasi. Apalagi bagi generasi tua yang belum terlalu paham dengan media sosial.

“Bagi kita yang mungkin lebih muda, yang lebih mementingkan apakah kita bisa memfilter apakah semua informasi itu benar atau tidak, biasanya saya selalu bertanya pada ahli lain, psikolog atau dokter,” ujarnya. Ia juga mengatakan, dengan menyaring membanjirnya informasi di jejaring sosial dan internet, orang tua dapat mengurangi rasa panik dan mengobati penyakit anak dengan tepat dan benar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *