krumlovwedding.com, Fitriyanto, Antara
Usai kalah 0-1 dari Bahrain, Indonesia berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C yang berlangsung Kamis (10/10/2024) malam. Kemenangan yang sempat di depan mata akhirnya sirna saat tuan rumah mencetak gol pada menit ke-90+9. Tim Garuda pun harus puas kembali bermain imbang 2-2.
Peristiwa tersebut memicu protes dari para pecinta sepak bola Indonesia. Tambahan waktu yang seharusnya hanya enam menit, bisa diperpanjang menjadi sembilan menit. Sontak, netizen Indonesia yang terkenal dengan aktivitas tinggi di Instagram Oman menilai Ahmed Abu Bakar Al Kafa.
Pengamat sepak bola Tanah Air Justinus Lhaksana menjelaskan dalam video yang diperoleh krumlovwedding.com, Jumat (10/11/2024) alasan Timnas Indonesia akan terus “bekerja” menuju Piala Dunia 2026 di babak kualifikasi. Apalagi wasitnya berasal dari Timur Tengah.
“Anda tahu kenapa kami ditipu, dan saya sudah mengatakannya sebelumnya. Hakim dari Timur Tengah akan menangani kami. Alasannya sederhana, FIFA memberikan tambahan kuota untuk Asia untuk 8+1. Negara-negara dengan langganan World Cap terbanyak sudah tidak bisa diganggu lagi, Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, Australia, Iran, dan juga Qatar yang baru jadi tuan rumah sulit diajak kerja sama, ujarnya.
Sisa zona Asia, kata Justin, kemungkinan besar akan menjadi milik negara-negara Timur Tengah. Jadi, negara-negara berkembang baru yang mampu bersaing atau melampaui mereka akan dieksploitasi.
“Uzbekistan akan dieksploitasi nanti, mereka akan berkonspirasi dengan negara kecil dan menengah di Timur Tengah ini untuk menghindari negara lain di Asia Tenggara, Asia Tengah, Asia Selatan dan hanya negara Timur Tengah mereka yang lolos ke Piala Dunia, kecuali lima atau enam pelanggan negara-negara,” katanya.
Pelatih Justin pun meminta Indonesia melalui federasi mengajukan protes resmi. “Saya berharap PSY melalui Eric Tahir segera menandatangani protes keras dan bila perlu pemerintah juga melakukan hal yang sama. Menang dan kalah adalah hal yang lumrah dalam pertandingan, namun tidak seperti ini. Menit?
“Agar netizen seperti kami tidak berhenti menyerang, tagar Mafia AFC (#AFCMAFIA) disebarkan di seluruh media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, dll. Sebaiknya dipublikasikan dimana-mana,” tutupnya.