Intensifkan Budaya Baca dan Literasi, Perpusnas Ajukan Tambahan Dana Rp375 Miliar

JAKARTA – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perbusnas) mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp375 miliar untuk tahun anggaran 2025. Tambahan anggaran ini akan digunakan untuk meningkatkan budaya membaca dan literasi di masyarakat.

“Tambahan anggaran ini akan kami alokasikan untuk 18 kebutuhan, dan yang terbesar yaitu Rp 189 miliar akan digunakan untuk proyek penguatan perpustakaan desa. Melalui siaran pers, Kamis (6/6/2024), “kami pelatihan buku dan tenaga pengelola perpustakaan,” ungkapnya.

Rabu (5/6/2024) usulan penambahan anggaran Perpustakaan Nasional dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Perpustakaan Nasional dan Komisi X DPR RI di Jakarta.

Baca Juga: Tingkatkan Minat Baca, Perpusnas Bagikan Buku ke 10.000 Perpustakaan dan TPM

Sebelumnya, pagu Perpusnas TA 2025 sebesar Rp721.684.484.000. Dijelaskannya, pada tahun 2024, Perpustakaan Nasional akan mencetak 10 juta buku dan mendistribusikannya ke 10.000 desa yang masing-masing desa akan menerima seribu buku.

Melalui program ini, Perpustakaan Nasional berupaya mendekatkan buku kepada masyarakat melalui perpustakaan, taman baca masyarakat, dan pojok baca di desa-desa.

Selain itu, Plt. Kepala Perpusnas mengatakan diperlukan anggaran tambahan di tahun-tahun mendatang untuk mencapai cakupan yang komprehensif.

Baca juga: Perpustakaan Nasional, Sekretariat Negara dan Kementerian Luar Negeri meluncurkan proyek TPBIS di Kolombo

“Karena saat ini terdapat lebih dari 83 ribu barangay dan kecamatan, kami berharap tahun depan bisa bertambah lagi. “Kalau setahunnya hanya 10.000 eksemplar, butuh waktu delapan tahun,” jelasnya.

Dijelaskannya, diperlukan anggaran yang lebih besar untuk mengolah bahan perpustakaan yang dikumpulkan Perpustakaan Nasional berdasarkan implementasi UU No. 13 Tahun 2028 tentang Penyerahan Karya Cetak dan Rekam (SSCKKR).

Menurutnya, saat ini sudah terkumpul sekitar 512 ribu buku SSCKKR dari penerbit, namun tidak diolah sehingga diberikan kepada masyarakat. Dan jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menyatakan dukungannya terhadap usulan anggaran tambahan yang diajukan Perpustakaan Nasional. Namun, Komisi

Menurut anggota parlemen sayap progresif Partai Keadilan ini, infrastruktur juga menjadi bagian penting dalam pengelolaan jumlah koleksi di Perpustakaan Nasional sejak diberlakukannya UU SSCKKR dan harus dilanjutkan oleh Perpustakaan Nasional.

“Karena karya yang diserahkan ke Perpusnas merupakan kekayaan intelektual negara, maka harus disimpan dan didokumentasikan dengan baik,” ujarnya.

Baca juga: Perpusnas dorong pengembangan Akademi Literasi untuk meningkatkan minat baca

Wakil Ketua Komisi meminta Perpustakaan Nasional terus menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi terkait pengembangan perpustakaan sekolah untuk memperbaiki keadaan perpustakaan sekolah yang masih kekurangan di berbagai daerah.

“Demikian pula kita perlu mengikuti tren pembelian koleksi bahan pustaka dan kita juga sepakat bahwa koleksi digital itu penting. Namun mengoleksi buku cetak tetap menjadi kekuatan kita,” kata legislator sayap Partai Kolongan Kariya itu.

Namun kini banyak pemerintah daerah yang menyadari perpustakaan sebagai pusat literasi yang mencerminkan perkembangan suatu daerah.

Dalam hal ini, Komisi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *