Israel Gagas Alternatif Pemerintahan Selain Hamas di Gaza

TEL AVIV – Israel sedang mempertimbangkan pemerintahan selain Hamas di Jalur Gaza setelah berakhirnya perang dengan kelompok oposisi Palestina.

Informasi tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Israel Yoava Galant. Dia sebelumnya menentang pemerintahan militer Israel di Gaza, tempat Hamas mengambil alih kekuasaan dari Otoritas Palestina pada tahun 2007.

“Sementara kami melakukan operasi militer yang signifikan, Badan Keamanan Nasional berkonsultasi dengan perwakilan pemerintah atas nama Hamas,” kata Gallant, demikian pernyataan AFP, Senin (3/6/2024).

Bertemu dengan tentara Israel di dekat perbatasan Gaza pada hari Minggu, Gallant menggambarkan sebuah “sistem” yang akan mencakup “daerah terpisah” di Gaza dan membebaskan mereka dari militan Hamas. “Dan memasukkan kekuasaan lain yang memungkinkan pembentukan pemerintahan lain,” katanya.

Pada tanggal 15 Mei, ia mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena kurangnya rencana pascaperang untuk wilayah Palestina, yang berada di bawah pemerintahan langsung Israel antara tahun 1967 dan 2005.

Gallant mendesak Netanyahu untuk mengambil keputusan dan mengatakan Israel tidak akan memaksakan kendali sipil di Jalur Gaza.

Perang di Gaza meletus pada 7 Oktober menyusul serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel selatan. Menurut rezim Zionis, 1.189 orang tewas dalam serangan itu dan 252 orang disandera.

Sementara itu, pemboman brutal Israel di Gaza menewaskan 36.439 orang, sebagian besar warga sipil. Angka tersebut menurut Kementerian Kesehatan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.

“Aksi militer di satu sisi dan pembentukan pemerintahan potensial di sisi lain akan memungkinkan kita mencapai dua tujuan perang ini: penghapusan Hamas sebagai otoritas dan tentaranya di Gaza, dan kembalinya sandera.” Berani. Dikatakan.

Dia berkata, “Kami tidak akan menerima kekuasaan Hamas di Gaza pada tahap apa pun dalam proses apa pun yang bertujuan untuk mengakhiri konflik.”

Pada saat yang sama, menurut Gallant, operasi militer Israel di Rafah, yang diluncurkan pada awal Mei, berkembang “di atas dan di bawah tanah”.

Israel mengatakan pasukannya menargetkan terowongan di kawasan Rafah, tempat Hamas mengatakan senjata tersebut digunakan untuk penyelundupan senjata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *